JAKARTA - Dalam beberapa bulan terakhir, Rupiah tampak terhuyung karena tertekan dolar AS (USD). Tapi, ternyata, Rupiah termasuk mata uang yang paling stabil di Asia.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan, nilai tukar rupiah masih mengalami tekanan depresiasi pada triwulan I-2013, meskipun lebih moderat sejalan dengan berlanjutnya aliran modal masuk. "Meski demikian, volatilitas rupiah masih tetap terjaga, bahkan relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan (volatilitas mata uang) kawasan," ujarnya akhir pekan lalu.
Data BI menunjukkan, nilai tukar rupiah secara rata-rata melemah sebesar 0,7 persen (qtq) mencapai Rp 9.680 per USD dengan volatilitas pada triwulan I-2013 yang masih terjaga.
Secara rata-rata, nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 0,7 persen (qtoq) menjadi Rp 9.680 per USD, dibandingkan posisi Rp 9.613 per USD pada triwulan sebelumnya. Sementara secara point to point, rupiah mengalami depresiasi 0,82 persen (qtq) dan ditutup di level Rp 9.718 per USD.
Menurut Darmin, relatif stabilnya nilai tukar Rupiah merupakan hasil dari kebijakan BI dalam menjaga stabilitas sesuai dengan kondisi fundamental, baik melalui penguatan mekanisme intervensi valas, penerapan term deposit (TD) valas maupun pendalaman pasar valas. "Moderasi tekanan depresiasi didorong oleh aliran masuk modal asing ke perekonmian Indonesia," katanya.
Ke depan, lanjut Darmin, dengan mempertimbangkan kondisi neraca pembayaran pada triwulan II-2013, tekanan depresiasi nilai tukar rupiah diprakirakan juga akan moderat. "BI akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas Rupiah," ucapnya.
Sebagai gambaran, pada Jumat lalu (12/4) Rupiah ditutup melemah ke level Rp 9.710 per USD, dibanding posisi Kamis (11/4) yang di level Rp 9.688 per USD. Artinya, sedikit melemah dibanding rata-rata nilai tukar sepanjang triwulan I-2013 yang di level Rp 9.680 per USD.
Sementara itu, Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan nilai tukar rupiah terhadap USD saat ini masih stabil. "Percayalah, rupiah kita masih stabil. Stabil dan terus menguat," ujarnya.
Menurut Hatta, BI saat ini sudah bekerja keras untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Dia juga menghimbau kepada para eksporter untuk tetap waspada terhadap nilai tukar rupiah saat ini. "Tapi, saya kira, bank sentral memang sudah bekerja keras untuk menstabilkan rupiah," katanya. (owi)
Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan, nilai tukar rupiah masih mengalami tekanan depresiasi pada triwulan I-2013, meskipun lebih moderat sejalan dengan berlanjutnya aliran modal masuk. "Meski demikian, volatilitas rupiah masih tetap terjaga, bahkan relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan (volatilitas mata uang) kawasan," ujarnya akhir pekan lalu.
Data BI menunjukkan, nilai tukar rupiah secara rata-rata melemah sebesar 0,7 persen (qtq) mencapai Rp 9.680 per USD dengan volatilitas pada triwulan I-2013 yang masih terjaga.
Secara rata-rata, nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 0,7 persen (qtoq) menjadi Rp 9.680 per USD, dibandingkan posisi Rp 9.613 per USD pada triwulan sebelumnya. Sementara secara point to point, rupiah mengalami depresiasi 0,82 persen (qtq) dan ditutup di level Rp 9.718 per USD.
Menurut Darmin, relatif stabilnya nilai tukar Rupiah merupakan hasil dari kebijakan BI dalam menjaga stabilitas sesuai dengan kondisi fundamental, baik melalui penguatan mekanisme intervensi valas, penerapan term deposit (TD) valas maupun pendalaman pasar valas. "Moderasi tekanan depresiasi didorong oleh aliran masuk modal asing ke perekonmian Indonesia," katanya.
Ke depan, lanjut Darmin, dengan mempertimbangkan kondisi neraca pembayaran pada triwulan II-2013, tekanan depresiasi nilai tukar rupiah diprakirakan juga akan moderat. "BI akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas Rupiah," ucapnya.
Sebagai gambaran, pada Jumat lalu (12/4) Rupiah ditutup melemah ke level Rp 9.710 per USD, dibanding posisi Kamis (11/4) yang di level Rp 9.688 per USD. Artinya, sedikit melemah dibanding rata-rata nilai tukar sepanjang triwulan I-2013 yang di level Rp 9.680 per USD.
Sementara itu, Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan nilai tukar rupiah terhadap USD saat ini masih stabil. "Percayalah, rupiah kita masih stabil. Stabil dan terus menguat," ujarnya.
Menurut Hatta, BI saat ini sudah bekerja keras untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Dia juga menghimbau kepada para eksporter untuk tetap waspada terhadap nilai tukar rupiah saat ini. "Tapi, saya kira, bank sentral memang sudah bekerja keras untuk menstabilkan rupiah," katanya. (owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Kebingungan Naikkan Harga BBM
Redaktur : Tim Redaksi