Rupiah Terus Mengudara, Ternyata Ini Penyebabnya

Jumat, 09 Juni 2023 – 18:20 WIB
Uang Rupiah. Ilustrasi/foto: dokumentasi JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Rupiah kembali menguat pada perdagangan Jumat sore (9/6).

Analis ICDX Revandra Aritama menyatakan penguatan rupiah sore ini disebabkan kondisi ekonomi Indonesia yang berada pada level yang baik dan kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang cukup tertekan.

BACA JUGA: USD Sudah Tembus Rp 15 Ribu, Rupiah Hari Ini Masih Berpotensi Makin Ambyar

“Inflasi relatif terjaga, pertumbuhan ekonomi juga dinilai sangat baik, cadangan devisa juga ada di level yang baik,” ungkap Revandra di Jakarta, Jumat.

Lebih lanjut, perekonomian dalam negeri yang baik disebut mampu menyerap investasi dari domestik maupun luar negeri, sehingga mempengaruhi penguatan rupiah.

BACA JUGA: Kabar Baik bagi Investor, Upbit Indonesia Buka Kembali Setoran Rupiah

Adapun kondisi ekonomi AS saat ini, disebutkan bahwa rilis tenaga kerja AS yang menunjukkan peningkatan unemployment claim.

Ini memperlihatkan pasar tenaga kerja AS yang lemah, ditambah dengan data neraca perdagangan yang saat ini berada di kisaran -74,6 miliar dolar AS dari sebelumnya -60,6 miliar dolar AS.

Menurut Revandra, hal itu menunjukkan ekonomi AS sedang dalam kondisi tertekan, oleh karena itu The Fed dikabarkan mulai mempertimbangkan untuk menahan atau bahkan mengurangi nilai suku bunga. 

"Jika ini benar terjadi dan kondisi ekonomi AS belum berhasil membaik, peluang rupiah untuk menguat semakin besar,” kata dia.

Revandra menyebut meski ada pelemahan dalam ekonomi China yang dianggap mendorong rupiah melemah pada pembukaan perdagangan hari ini.

Namun, dampak riil yang diberikan tak signifikan karena belum adanya rilis data konkret terutama soal neraca dagang Indonesia.

"Masih ada kekhawatiran terkait kondisi ekonomi China, tetapi karena belum ada rilis data konkret terutama soal neraca dagang Indonesia kondisi tersebut belum memberikan dampak riil yang signifikan, apalagi terhadap pergerakan rupiah hari ini," ungkap Revandra.

Namun, kondisi ekonomi China tersebut harus menjadi perhatian menyangkut perekonomian Indonesia yang pada gilirannya dapat berpengaruh pada nilai tukar rupiah.

Pada penutupan perdagangan Jumat ini, rupiah mengalami penguatan 0,37 persen atau 55 poin menjadi Rp 14.840 per USD dari sebelumnya Rp 14.895 per USD.

Sepanjang hari, rupiah bergerak dari Rp 14.836 per USD hingga Rp 14.864 per USD.(antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Ekonomi   rupiah   China   USD  

Terpopuler