jpnn.com, JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Visi Media Asia Tbk (kode saham VIVA) telah menyetujui rencana perseroan untuk melakukan penjualan 39 persen saham di PT Intermedia Capital Tbk (kode saham MDIA), perusahaan induk stasiun televisi ANTV.
Besaran saham yang dilepas emiten media Grup Bakrie itu setara dengan 15,29 miliar saham kepada Reliance Capital International Limited (RCIL), pihak yang disetujui kreditur untuk melaksanakan jual beli saham tersebut.
BACA JUGA: Terlilit Utang, Renault Jual Saham di Daimler
Penjualan saham MDIA yang dilakukan Senin (15/3) tersebut senilai USD171,8 juta, setara dengan Rp2,43 triliun atau Rp158 per saham.
Pihak manajemen VIVA memastikan, dengan cash settlement dan diselesaikannya transaksi penjualan saham MDIA akan menyebabkan utang perseroan menjadi lunas dengan tetap memerhatikan ketentuan mengenai harga penjualan minimal saham objek.
BACA JUGA: Good News, Saham BJBR Masuk Indeks IDX BUMN 20
“Dengan diselesaikannya transaksi penjualan saham ini, VIVA akan menjadi perseroan bebas utang - Debt free company,” kata Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk, Anindya Novyan Bakrie di Jakarta, Senin (15/3).
Pengamat pasar modal Lucky Bayu Purnomo menilai langkah VIVA menjual saham MDIA dalam skema pelunasan seluruh utang Grup VIVA sebagai langkah cerdas dan inovatif di tengah-tengah perlambatan ekonomi akibat pandemi.
BACA JUGA: Pelicin Ratusan Juta untuk Masuk Fakultas Kedokteran? Prof Nasih: Waspadai Penipuan!
Sebab, tidak memberikan efek dilusi terhadap kepemilikan pemegang saham lainnya di MDIA serta tidak menyebabkan perubahan pengendalian terhadap MDIA dan entitas anaknya.
“Harga jugal beli saham MDIA dilakukan di atas nilai buku. Utang dapat di-manage dengan baik dan kendali atas MDIA tetap berada di tangan VIVA,” tandas Lucky.
Penyelesaian utang secara komprehensif ini diharapkan akan memberikan manfaat yang signifikan kepada Grup VIVA, antara lain:
Pertama, mengurangi kewajiban utang Perseroan dan Entitas Anak dalam denominasi USD sehingga menghilangkan risiko fluktuasi penurunan nilai mata uang Rupiah terhadap USD dan biaya hedging.
Kedua, Pperbaikan posisi keuangan Perseroan dengan meningkatnya ekuitas Perseroan karena jual-beli saham obyek dilaksanakan dengan harga Rp158 per saham, lebih tinggi dari nilai buku.
Ketiga, neraca keuangan yang lebih sehat dan arus kas yang kuat akan memberikan keleluasaan kepada Perseroan untuk mengembangkan bisnis di ranah media digital dengan memanfaatkan footprint dan inventory yang dimiliki ANTV dan tvOne.
“Dengan level utang di CATV yang sangat sustainable, Grup VIVA makin lincah bergerak mengembangkan bisnis media digital via entitas anak perusahaan dan portfolio bisnis digital lainnya,” terang Anindya Novyan Bakrie.
Dia melanjutkan, proses transformasi digital seluruh bisnis inti VIVA sudah dimulai melalui inisiatif diversifikasi konten-konten VIVA dan memperluas jangkauannya melalui berbagai platform digital. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad