jpnn.com, KIEV - Sementara pasukan Rusia membombardir Kiev, Amerika Serikat dan sekutunya belum juga mengerahkan pasukan ke Ukraina. Alih-alih menolong, Presiden AS Joe Biden justru membuat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tersinggung.
Pasukan Rusia menyerbu ke arah ibu kota Ukraina Sabtu pagi, dan pertempuran jalanan pecah ketika pejabat kota mendesak penduduk untuk berlindung.
BACA JUGA: Serukan Setop Perang Rusia - Ukraina, Purnawirawan TNI Gelar Aksi Tunggal di Solo
Bentrokan itu terjadi setelah pertempuran selama dua hari yang mengakibatkan ratusan korban jiwa dan menghancurkan jembatan, sekolah, dan gedung apartemen.
Para pejabat AS percaya Presiden Rusia Vladimir Putin bertekad untuk menggulingkan pemerintah Ukraina dan menggantinya dengan rezimnya sendiri.
BACA JUGA: Konflik Rusia-Ukraina, Mulyanto Minta Pemerintah Indonesia Segera Antisipasi Hal Ini
Serangan itu merupakan upaya paling berani Putin untuk menata ulang peta dunia dan menghidupkan kembali pengaruh era Perang Dingin Moskow.
Ini memicu upaya internasional baru untuk mengakhiri invasi, termasuk sanksi langsung terhadap Putin.
BACA JUGA: Konflik Rusia-Ukraina Pecah, Sekjen PRIMA: Nafsu Imperialistik Masih Eksis
Di tengah krisis yang makin parah itu, Biden menawarkan untuk mengevakuasi Zelensky dari ibu kota.
Menurut seorang pejabat senior intelijen Amerika yang mengetahui langsung percakapan tersebut, Zelensky menolak mentah-mentah tawaran tersebut.
Presiden berlatar belakang komedian itu menegaskan bahwa ada pertarungan di Kiev, dan Ukraina membutuhkan pasokan amunisi antitank, bukan tumpangan.
Dalam pernyataan publiknya, Zelensky menyerukan gencatan senjata dan memperingatkan bahwa banyak kota sedang diserang.
“Malam ini kita harus berdiri teguh,” katanya. "Nasib Ukraina sedang diputuskan sekarang." (AP/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil