jpnn.com - ANDA bukan astronot tapi ingin ke luar angkasa? Jika memang berminat, bersiap-siap saja menabung agar bisa ikut paket wisata ke luar angkasa.
Hal itu seiring rencana Rusia menyediakan paket wisata untuk mengunjungi stasiun luar angkasa. Tentu saja, wisatawan yang ingin menikmati paket wisata luar angkasa itu harus merogoh kocek dalam-dalam.
BACA JUGA: Oppo Siapkan Ponsel Tanpa Bingkai Layar?
Rusia menargetkan paket wisata luar angkasa itu sudah bisa dilepas ke publik pada 2018. Sebab, pada tahun itu pula Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengakhiri kontrak untuk menggunakan pesawat luar angkasa andalan Rusia, Soyuz.
Saat ini, NASA membayar USD 76 juta per tahun ke Rusia agar bisa memberangkatkan para astronotnya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Pasalnya, AS telah menutup program pesawat ulang-aliknya sehingga NASA sejak 2011 mengandalkan roket Soyuz untuk mengantar para astronotnya ke orbit.
BACA JUGA: Xiaomi Rilis Televisi Super Tipis, Ini Kehebatannya
Berakhirnya kontrak NASA dalam menggunakan Soyuz tentu akan membuat Rusia kehilangan uang besar. Karenanya, sebuah perusahaan roket milik pemerintah Rusia, RKK Energia dalam laporan kuartal yang dirilis Selasa (24/3) menargetkan bisa melanjutkan penerbangan berawak untuk pariwisata pada 2018 yang akan datang.
Sebelumnya, perusahaan Space Adventures Ltd yang menggandeng Rusia telah mengirim tujuh orang tajir ke luar angkasa. Dennis Tito menjadi wisatawan luar angkasa pertama. Dengan membayar USD 20 juta atau sekitar Rp 250 miliar, Tito dibawa ke luar angkasa pada April 2001.
BACA JUGA: Di Google Maps, Nama Kota-Kota di Spanyol Ini Jadi Islami
Selanjutnya, dengan ongkos yang sama ada nama Mark Shuttleworth. Ia diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan pada 25 April 2002 untuk perjalanan di luar angkasa selama 10 hari.
Jejak Tito dan Shuttleworth diikuti oleh Gregory Olsen yang diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur pada 1 Oktober 2005 dengan Soyuz TMA-7. Selanjutnya ada nama Anousheh Ansari yang menggunakan Soyuz TMA-9 menuju orbit dari Kosmodrom Baikonur pada 18 September 2006.
Kemudian ada Charles Simonyi yang dua kali menjelajah orbit. Yang pertama ia harus membayar USD 25 juta atau sekitar Rp 312,5 miliar untuk perjalanan luar angkasa dengan Soyuz TA-10 pada tahun 2007.
Sedangkan untuk perjalanan kedua, Simonyi harus membayar lebih mahal, yakni USD 35 juta atau Rp 437,5 miliar. Ia diberangkatkan dengan Soyuz TMA-14 pada 2009.
Setelah Simonyi, menyusul pula nama Richard Garriot. Hanya saja, Richard membayar lebih murah dibanding kunjungan kedua Simonyi ke luar angkasa, yakni USD 30 juta atau sekitar Rp 250 miliar dengan menggunakan Soyuz TMA-13 pada 12 Oktober 2008.
Yang terakhir adalah CEO Cirque de Soleil, Guy Laliberte yang membayar USD 40 juta atau sekitar Rp 500 miliar demi petualangan ke luar angkasa pada 9 Oktober 2009 silam. Pria Kanada itu berangkat ke ISS dengan Soyuz TMA-16.
Rencananya, ada satu pesohor lagi yang akan menjelajah luar angkasa, yakni penyanyi soprano asal Inggris, Sarah Brigthman. Dengan membayar USD 52 juta atau Rp 650 miliar, Sarah dijadwalkan bertolak ke orbit pada 1 September 2018 yang akan datang guna merekam lagu-lagu untuk albumnya.(mirror/vocative/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Momentum In Ear, Hadirkan Desain Akustik
Redaktur : Tim Redaksi