jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana memprediksi operasi milter yang dilancarkan Rusia ke Ukraina berpotensi menjadi Perang Dunia ke-3.
Hikmahanto menyebutkan berbagai upaya telah dilakukan. Melalui sanksi ekonomi hingga penyelesaian di Dewan Keamanan PBB.
BACA JUGA: Perang Dunia 3 Baru Dimulai, Infrastruktur Militer Ukraina Hancur Lebur Dibombardir Rusia
"Penyelesaian melalui Dewan Keamanan PBB tidak akan membuahkan hasil mengingat di dalamnya ada Rusia. Dia anggota tetap yang memiliki hak veto," kata Hikmahanto kepada JPNN.com, Jumat (25/2).
Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani itu menjelaskan satu-satunya upaya terbuka untuk penyelesaian damai adalah melalui Majelis Umum PBB.
BACA JUGA: Heboh Perang Dunia, Bagaimana Nasib WNI di Ukraina?
Namun, dia menyebutkan proses melalui Majelis Umum PBB harus diinisiasi oleh sebuah negara anggota.
"Indonesia dapat mengambil peran ini mengingat Indonesia saat ini memegang Presidensi G-20 dan memiliki kewajiban konstitusional untuk turut dalam ketertiban dunia," lanjutnya.
BACA JUGA: Perang Dunia 3 Rusia vs Ukraina, Belarusia Ikut Menyerang
Dia juga menyebutkan Presiden Jokowi bisa mengutus Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk melakukan diplomasi dan berbicara dengan berbagai pihak.
"Termasuk Presiden Majelis Umum dan Sekjen PBB, Menlu Rusia, Menlu Ukraina, Menlu negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat," jelasnya.
Tak hanya itu, menurut dia, Menlu Retno Marsudi juga perlu melakukan pembicaraan dengan berbagai negara di Asia, Afrika, Eropa Timur hingga Amerika Latin.
"Ini mengingat bila saling serang yang terjadi di Ukraina dibiarkan terus akan menjadi cikal bakal Perang Dunia ke-3," pungkasnya.
Diketahui, Rusia telah memulai invasi dengan menembakkan rudal ke sejumlah kota. Ledakan rudal tersebut juga terdengar di dekat bandar udara utama Ibu Kota Ukraina, Kyiv pada Kamis (24/2) pagi waktu setempat. (mcr8/jpnn)
Redaktur : Adil
Reporter : Kenny Kurnia Putra