jpnn.com - JAKARTA - Aksi anarkistis bernuansa agama terjadi di Kota Tanjungbalai, Sumatra Utara, Jumat (29/7) malam. Sekelompok pemuda dari agma tertentu telah merusak tempat ibadah umat agama lain.
Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Rina Sari Ginting mengatakan, aksi itu berawal dari seorang warga bernama Meliana (41) yang merasa terusik dengan suara panggilan speaker dari sebuah rumah ibadah. Meliana berkali-kali meminta Nazir Almakshum untuk mengecilkan volume suara penanda waktu ibadah itu.
BACA JUGA: Warga Tawur, Tiga Ruko Terbakar di Kampung Pulo
Sekitar pukul 20.00 WIB, pengurus tempat ibadah itu lantas menemui Meliana di kediamannya. Ketika itu terjadi cekcok mulut antara pengurus tempat ibadah dengan Meliana.
Ternyata suasana memanas. Nazir lantas dibawa ke kantor kelurahan setempat. “Meliana dan suaminya dibawa ke Polsek Tanjungbalai Selatan," ujar Rina seperti diberitakan JawaPos.Com.
Setibanya di Polsek Tanjungbalai Selatan, terjadilah pertemuan antara ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tanjungbalai, ketua FPI Tanjungbalai, camat dan sejumlah tokoh masyarakat setempat. Ternyata, kabar telah tersiar sehingga masyarakat berdatangan.
"Ketika pertemuan itu massa mulai menumpuk dari berbagai elemen dan melakukan orasi. Tapi sudah diminta untuk membubarkan diri," lanjut dia.
Bukannya membubarkan diri, massa justru bertambah banyak. Rina menambahkan, ada yang menyebar informasi itu melalui Facebook.
"Usai bertambah banyak, massa kemudian bergerak ke rumah Meliana yang ada di Jalan Karya untuk membakar. Tapi itu dilarang oleh warga sekitar," sambung perwira menengah ini.
Massa yang sudah marah lantas bergerak ke rumah ibadah umat agama lalin yang berjarak sekitar 500 meter dari Jalang Karya. Massa berupaya untuk membakar rumah ibadah itu, namun dihadang oleh personel Polres Tanjungbalai.
Tapi massa melakukan pelemparan dengan menggunakan batu sehingga rumah ibadah itu mengalami kerusakan. Ternyata kerusuhan meluas.
Massa yang begitu banyak kemudian melakukan tindakan anarkistis yang tak bisa lagi dikendalikan polisi. Mereka merusak dan membakar sejumlah tempat ibadah yang ada di kota itu.(elf/JPG)
Redaktur : Antoni