Polisi yang membabi buta menembakkan gas air mata ke tribun selatan dan barat usai laga. Suporter yang hendak mencabut spanduk pun dipukuli. Kerusuhan pun terus meluas. Entah diprovokasi pihak mana, satu buah mobil polisi yang diparkir di sisi barat stadion menjadi hancur karena amuk massa.
Dari sisi pendukung Persebaya, puluhan suporter jadi korbannya. Kondisi pun jadi chaos dan tak terkendali. Massa pun melempari batu.
Hingga kemarin, diketahui korban tewas bernama Purwo Adi Utomo. Siswa SMK 5 Surabaya itu mengalami luka di bagian kepala. Tomi, sapaan Putro Adi Utomo adalah warga Babadan Rukun Gg.6 nomor 3.
Dari informasi pihak keluarga, Tomi adalah anak pendiam. "Pokoknya dia gak neko-neko. Dia anak tunggal," kata sepupu ibu korban, Wahyu Narti.
Soal kerusuhan kemarin, Kabag ops Polrestabes Surabaya AKBP Ady Wibowo menyatakan tindakan pelepasan gas air mata memang dilakukan anggotanya karena suporter persebaya yang memulai tindakan anarki. "Salah satu anggota saya (Brimob, red.) Terdesak di pintu lorong pintu keluar selatan. Karena peristiwa itu,kita melepas tembakan air mata," ucap Ady.
Di sisi lain, salah satu suporter bonek Imron menyebut tindakan polisi berlebihan. "Teman-teman suporter hanya ingin menggulung spanduk. Tapi polisi malah memukuli suporter. Rusuh terjadi lalu melepas tembakan gas air mata. Ini sikap over acting," tutur imron.
Bagi Persebaya ini adalah pukulan telak kedua musim ini. Pasalnya Maret lalu di Bojonegoro, lima suporter Persebaya meninggal. Saat itu Persebaya sedang melakoni partai tandang. Suporter Persebaya yang tewas adalah korban bentrok dengan suporter Lamongan.
"Kami turut berduka sedalam-dalamnya. Kami harap ini akan jadi yang terkahir kali ada suporter meninggal," ucap manajer Persebaya Saleh Hanifah.
Akibat kejadian kemarin, pihak Polrestabes Surabaya menskors semua Izin pertandingan Persebaya. Terdekat lawan Persik Kediri di Piala indonesia 13 Juni mendatang di kandang.
"Kami menskors semua laga persebaya hingga batas waktu yang tidak ditentukan," sebut Kapolrestabes Surabaya Kombespol Tri Maryanto
Tri menyatakan hingga kemarin, penyebab kematian suporter belum bisa memastikan karena hasil otopsi belum keluar.
Tensi pertandingan memang memanas sejak memasuki babak kedua. Setelah bermain imbang 0-0 di babak pertama, Persija mencuri gol lewat Emanuel De Porras di menit ke-55. Macan kemayoran menambah koleksi golnya lewat Rinto Ali (60").
Ketinggalan dua gol Persebaya berusaha membalas. Di menit ke-70, Feri Ariawan dijatuhkan di kotak penalti. Wasit Juhandri Setiana menunjuk titik putih dan memberikan hadiah penalti. Para pemain Persija protes keras atas keputusan itu kepada wasit. Kiper Persija Aleks Vertski protes dengan cara meninggalkan gawangnya dan mempersilahkan Persebaya menembak ke gawang tanpa ada kiper.
Sikap tersebut memancing amarah pendukung Persebaya. Botol-botol plastik dari tribun barat pun melayang ke lapangan. Pertandingan terhenti empat menit. Setelah melakukan negoisasi laga berlanjut. Dutra sukses mengeksekusi penalti. Penonton kian riuh saat Soler mencetak gol dan menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Di menit 90, De Porras sekali lagi membobol gawang Endra Prasetyo. Dan sekali lagi Soler menjadi penyelamat saat membuat kedudukan imbang 3-3 saat menit 95. (dra)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaya Hartono Bakal Latih Persiram
Redaktur : Tim Redaksi