JAKARTA - Wacana perombakan kabinet yang belakangan ini menjadi isu hangat mendapat sorotan dari mantan KSAD Jenderal (Purn) Ryamizard RyacuduMeskipun tidak disampaikannya secara eksplisit, dia tampaknya berharap Presiden SBY tidak ragu melakukan langkah politik tersebut bila memang dirasa sudah diperlukan.
"Kalau misalnya sudah banyak rakyat yang minta, supaya didengar lah sama pemerintah (presiden, Red)
BACA JUGA: Busyro Anggap Remunerasi Tak Tekan Korupsi
Itu suara rakyat," kata Ryamizard usai diskusi Revitalisasi Tritura Sebagai Ikon Kemajuan di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (6/1)BACA JUGA: Nasdem Siapkan Advokasi untuk Dirwan Mahmud
Kita tunggu saja dulu," imbuhnya.Saat ditanya tentang kepemimpinan SBY, Ryamizard mengelak secara halus
BACA JUGA: KPK Minta DPRD Bontang Kembalikan Mobil ke Walikota
Jadi, no comment," jawab Ryamizard, lantas terkekeh.Meski begitu, Ryamizard mengakui memang harus ada perbaikan terhadap kondisi ekonomiDia mencontohkan harga cabe yang meroket menembus Rp 100 ribu merupakan indikasi atas ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan harga"Menteri-menterinya harus bertanggungjawab juga," ujarnya.
Di tempat yang sama, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif mengatakan kondisi bangsa sudah mencapai titik nadirSalah satu penyebabnya adalah kepemimpinan yang lemah"Terus terang saya tidak melihat harapan ini akan membaik dalam waktu dekat," katanya.
Namun, dia mengingatkan dalam sistem demokrasi tidak boleh ada yang menempuh jalan di luar konstitusiPerubahan konkrit harus tetap didorong secara institusional"Jadi, kita tunggu saja sambil mempersiapkan diri untuk menyongsong perubahan yang lebih baik," tandasnya.
Acara peringatan 45 tahun peristiwa Tritura yang diselenggarakan Laskar Ampera Arief Rachman Hakim Angkatan "66 itu juga hadir Mantan Menteri Tenaga Kerja Cosmas Batubara, mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier, dan pengamat ekonomi Econit Hendri Saparini(pri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Utamakan Susun Eksepsi Dibanding Pelantikan
Redaktur : Tim Redaksi