Saat Jemur Pakaian Muliati Hendak Diperkosa Anak Majikan, Ciaaat!

Senin, 15 Mei 2017 – 00:56 WIB
KORBAN: Muliati eks TKW dari Dusun Kebon Orong Desa Dasan Baru Kecamatan Kediri dipapah keluar oleh suaminya Mawardi. Foto: ZULKIFLI/RADAR LOMBOK/JPNN.com

jpnn.com - Muliati, TKW asal Dusun Kebon Orong Desa Dasan Baru Kecamatan Kediri, Lombok Bara, NTB, diduga hendak diperkosa oleh anak majikan dan temannya di Arab Saudi akhir April 2017. Kini perempuan itu sudah dipulangkan ke rumahnya pada Jumat malam lalu (12/5).

ZULKIFLI-GIRI MENANG

BACA JUGA: Teganya...Sudah Kaya di Arab, TKW Usir Suami dari Rumah

Saat ditemui di kediamannya Sabtu (13/5), Muliati yang didampingi suaminya Mawardi tampak masih lemah. Sesekali dia pun harus dipapah untuk berdiri dan berjalan oleh suaminya.

Muliati berangkat dari Arab Saudi pada 12 Mei, pukul 10.00 Wita. Sebelum sampai di Lombok, Muliati lebih dahulu transit di Bandara Soekarno Hatta. Kemudian diterima BNP2TKI, guna dicek kesehatannya oleh tim dokter.

BACA JUGA: Dulu Susah, Mantan TKW Ini Termasuk Anak Muda Berpengaruh di Asia

Begitu juga saat tiba di Lombok, ada lagi pengecekan kesehatan. Muliati juga didampingi pihak Dinas Tenaga Kerja Lombok Barat.

Muliati mengaku kapok menjadi TKW lagi. Cukup baginya pengalaman tidak mengenakkan hendak diperkosa tiga pria.

BACA JUGA: Miris! Hendak ke Kampus, Mahasiswi Diperkosa di Mobil, Lantas di Hutan

Diceritakannya, dia di Arab Saudi sekitar delapan bulan lalu. Dia bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) melalui jasa Kantor Mahara Agency.

Muliati sendiri tahu persis bahwa dirinya akan bekerja sebagai PRT, karena menyadari, pendidikannya yang rendah tidak cukup untuk bekerja di mal, pabrik dan lainnya. Apalagi tidak memiliki kemampuan berbahasa Inggris.

Melalui agen penyalurnya, dia dipekerjakan di satu majikan dengan kontrak selama tiga bulan. Sudah dua kali berganti majikan, tidak ada persoalan. Semua lancar.

Namun ketika satu minggu berada di majikan yang ketiga, barulah timbul persoalan.

Diceritakannya, waktu itu sekeluarga dari majikan pergi ke pantai. Namun naas, satu jam setelah keluarga itu pergi, salah satu anak majikan kembali bersama dua pria.

Di sanalah kemudian Muliati yang tengah menjemur pakaian di lantai dua diminta meladeni nafsu bejad ketiga pria ini. Tidak mau meladeni, Muliati pun berontak. Kendatipun kedua tangan diikat dan mulutnya dibekap, dia berhasil melawan.

“Dia juga sempat lempar aku biar pingsan, Cuma ndak bisa, aku juga ngelawan. Di situ ada kayu terus aku lempar yang dua itu dan jatuh mereka, yang satunya aku tendang pakai kaki. Dan akhirnya aku geleleng-geleleng (guling-guling) jatuh ke bawah (lantai dasar),” ceritanya.

Saat jatuh itu, Muliati mengaku tidak sadarkan diri. Beruntung ada warga dan polisi yang mengetahui kejadian itu, kemudian dibawa ke rumah sakit.

“Dibawa aku ke rumah sakit, setelah dirawat aku dikembalikan ke kantor (agen). Saat itu kondisiku dalam keadaan lemah dan kembali lagi dirawat ke rumah sakit. Setelah itu dirawat dua minggu di kantor (agen),” jelasnya.

Namun dalam keadaan belum sehat betul, ternyata pihak agen memintanya untuk kembali bekerja. Itu yang membuat lukanya kembali terbuka. Saat itu teman-temannya melihat darah di baju yang dipakai.

Itu pun kemudian difoto dan divideokan tanpa diketahui dirinya. Sampailah kemudian dokumentasi tersebut ke KBRI Riyadh.

“Awalnya tidak ada tanggapan apa pun, diam begitu. Akhirnya lama-kelamaan diketahui KBRI baru tanggung jawab,” ujarnya.

Muliati sendiri berharap ada proses hukum terhadap para pria yang hendak memperkosanya. Dia pun memastikan tidak akan menjadi TKW lagi, karena pihak keluarga juga sudah trauma.

Mawardi, suami korban, mengaku sangat sedih dan menyayangkan apa yang menimpa istrinya tersebut. Dia tidak ingin hal ini kembali menimpa istrinya. ‘Cukup satu kali saja, jangan sampai terjadi lagi,” tandasnya.

Sementara itu, Koordinator Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran NTB M. Saleh mengatakan, pihaknya tetap akan mendampingi proses hukum. Diharapkan, kasus semacam Muliati tidak lagi terjadi.

Perlu diketahui kata Saleh, pengiriman PRT sudah dimoratorium di Timur Tengah termasuk Arab Saudi. Tetapi faktanya masih ada sekitar 220 TKW di Arab Saudi yang bekerja sebagai TKW.

“Kita harapkan ini menjadi perhatian. Jangan sampai kasus serupa terjadi lagi,” tandasnya. (*)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Masuk Islam, Dikhitan, Ucap Ijab Kabul Mengulang Dua Kali


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Tkw   diperkosa   Arab Saudi  

Terpopuler