Saat SMA, Mayang Ogah Ganti Pakaian Olahraga Bareng Teman Pria

Kamis, 09 Oktober 2014 – 09:49 WIB
Mayang Prasetyo. Foto: Facebook

jpnn.com - BANDAR LAMPUNG - Polda Lampung kemarin (8/10) sekitar pukul 09.00 telah mengambil sampel darah dan air liur Nining Sukarni, ibunda Febri Andriansyah alias Mayang Prasetyo. Sampel darah dan air liur yang diambil itu langsung dikirim ke Bidang Kedokteran Polisi Pusdokkes Mabes Polri di Jakarta untuk pemeriksaan DNA.

”Ini untuk menyinkronkan apakah betul-betul korban adalah keluarga yang diambil sampelnya,” kata Kepala Bidang Humas Polda Lampung AKBP Sulistianingsih seperti dikutip Radar Lampung (JPNN Group).

BACA JUGA: Pelatih Renang Ditemukan Tewas Tertelungkup di Asrama Atlet

Sulistianingsih juga menjelaskan bahwa tes DNA adalah salah satu persyaratan untuk membawa jenazah Mayang yang dimutilasi dan direbus kekasihnya ke Indonesia. ”Selain itu untuk memastikan bahwa memang orang tua Mayang berada di Indonesia,” terangnya.

Dari penelusuran Radar Lampung ke kampung halaman Mayang, dijumpai masih banyak temannya saat SMA. Meski tak sampai lulus dari SMA Bina Mulya di Kedaton, Bandar Lampung, Mayang masih dikenang karena supel di pergaulan.

BACA JUGA: 5.375 Pelamar CPNS Gagal Sebelum Ikut Tes

Ratih Kusuma, staf tata usaha SMA Bina Mulya yang juga teman sekelas Febri sejak kelas I SMA, mengaku kaget ketika mengetahui bahwa Mayang itu adalah Febri, teman sekelasnya dulu. Menurut Ratih, Febri tidak susah untuk menyesuaikan diri dengan teman baru dan tak pernah memilih teman. Febri juga aktif dalam organisasi sekolah seperti paskibra dan rohis.

”Dia sangat supel. Karena memang dia benar-benar menghibur orangnya,” kata alumnus SMA Bina Mulya Jurusan IPA 2004 tersebut.

BACA JUGA: Pekan Budaya Daerah Belum Kantongi Izin dari Kepolisian

Ditanya tentang kepribadian Febri, Ratih mengungkapkan, memang sejak bersekolah dulu temannya itu merupakan laki-laki yang feminin. Bahkan Febri selalu menolak berganti pakaian olahraga bersama teman-teman lelaki lainnya.    

Ratih juga mengenang Febri sebagai sosok yang sangat perhatian. Sampai-sampai dia rela berkorban untuk memberikan uangnya kepada teman lain yang sedang membutuhkan.

”Kalau ada yang enggak punya, pasti dia berusaha bantu,” kata dia. Menurut Ratih, ada satu ambisi yang ingin dicapai Febri, yakni menjadi orang yang berada dan memiliki banyak uang untuk membahagiakan orang tuanya. (dna/abd/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersengat Listrik, Pekerja Bangunan Kristis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler