Saatnya Media dan Praktisi Humas Bersatu

Jumat, 24 September 2021 – 22:30 WIB
Webinar Media LABS bertajuk Quo Vadis Jurnalisme Vs Korporasi di Era Digital. Foto tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Dirjen Informasi & Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Usman Kansong menuturkan pemerintah saat ini sedang melakukan tranformasi digital agar terjadi pemerataan akses di seluruh Indonesia.

Hal ini disampaikan Usman dalam webinar yang digelar oleh Media Labs Digital Communications Agency.

BACA JUGA: Cie, Sahrul Gunawan Lagi Gencar Dekati Ayu Ting Ting?

“Dengan pemerataan itu kami berharap terjadi komunikasi yang menghidupkan, di mana komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan kritis,” ujar mantan salah-satu pimpinan Media Indonesia Grup itu.    

CEO Media Labs, Dudy S. Takdir mengatakan pihak korporasi harus cekatan dan kreatif dalam kondisi seperti saat ini.

BACA JUGA: PT PP Raih Best TJSL Awards 2021

“Kalau tidak, Anda akan terbawa arus disinformasi,” kata Dudy.

Sementara pembicara dari kalangan korporasi, Kristanto Hartadi (Pertamina Hulu Indonesia/PHI) dan Dwimawan Heru (Jasa Marga), sepakat pihak korporasi harus menyadari saat ini teknologi digital telah membawa berbagai perubahan pola kerja media massa, sehingga perlu diantisipasi dengan seksama.

BACA JUGA: Pranata Humas Masuk 5 Besar Jabatan Fungsional Terfavorit

“Korporasi harus rajin memitigasi pemberitaan,” ujar Kristanto yang mantan Pemred Sinar Harapan yang sekarang menggawangi Hubungan Media PHI.

Sedangkan, Heru memaparkan konsep buku tabungan media monitoring.

“Bila ada 1 berita negatif berarti rekening kita terdebet 1 poin, nah, kita harus kasih 9 berita positif, sehingga buku tabungannya masih ada kredit plus 9,” ujar Communication & Community Development Group Head Jasa Marga ini.

Keresahan terhadap perkembangan teknologi digital yang mengarah ke hal yang negatif juga dirasakan oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).

“Karena itu kami selalu berusaha me-leverage kemampuan teman-teman anggota AMSI. Bukan hanya dari sisi kode etik jurnalistik, tapi juga dari sisi bisnis, agar mereka tidak terlalu tergantung dengan iklan-iklan pemda,” ujar Ketua AMSI Jakarta dan Pemred Validnews.id Erik Somba.

Agus Sudibyo dari Dewan Pers juga mengingatkan pihak korporasi agar tidak melihat algoritma sebagai patokan untuk beriklan.

Sementara itu, Ketua Umum Perhumas Indonesia, Agung Laksamana menggugah supaya para praktisi humas di kondisi seperti sekarang memiliki sense of criris melakukan personalisasi.

“Staf humas harus pintar melihat siapa target audience/media dari pesan yang mau disampaikan dengan kata lain pesan itu harus personalized. Dengan begitu, komunikasinya menjadi efekftif dan impactful," kata Agung yang kini menjabat sebagai EVP External Affairs and Govrel Freeport Indonesia.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler