JAKARTA - Pendidikan tempo dulu tidak bisa dilepaskan dengan alat tulis bernama sabakBentuknya seperti papan tulis kecil, seukuran buku
BACA JUGA: Otak Hewan Mengecil di Zona Paling Berbahaya
Fungsinya sebagai tempat menuliskan materi pelajaran yang diajarkan sang guru di sekolah atau kiai di ponpes.Setelah lama hilang dari peredaran, kini Balai Pustaka (BP) kembali mempopulerkan sabak modern
BACA JUGA: BlackBerry Playbook Segera Sambangi Amerika
"KomplitZaim menjelaskan, sabak keluaran BP tersebut diberinama Bubo yang terinspirasi dari nama burung hantu
BACA JUGA: Selasa, BlackBerry Playbook Beredar di AS
Menurutnya, burung hantu adalah simbul pengetahuanDengan peluncuran Sabak Bubo tersebut, Zaim mengatakan, BP sudah melakukan lompatan dalam meningkatan kualitas pendidikan di tanah air.Sabak Bubo tersebut kemarin juga diperkenalkan pertamaka kali oleh Mendiknas Mohammad NuhMantan rektor ITS itu berharap inovasi media belajar tersebut bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia"Siswa sudah tidak perlu lagi berat-berat manggul tas punggung," tandasnya.
Lebih lanjut Zaim mengatakan, sabak digital tersebut bakal dipasarkan mulai Juni mendatang, bertepatan dengan permulaan tahun ajaran baruBerapa harganya? Zaim mengatakan, perkiraan sementara harganya di bawah Rp 3 juta"Tapi harga ini belum final, tunggu kajian komputer tablet yang digunakan," kata dia.
Dia mengatakan, sekilas harga tersebut terlihat mahalNamun, jika dihitung betul dengan membandingkan harga seluruh buku pelajaran yang dikeluarkan selama enam tahun, sabak digital masih lebih hematDengan asumsi satu semester wali murid menghabiskan Rp 400 ribu untuk membeli delapan buku pelajaran, maka dalam enam tahun akan habis Rp 4,8 juta.
Terkait ancaman pembajakan, Zaim mengatakan sabak digital tersebut sudah menggunakan teknologi terkiniDokumen yang berisi buku-buku pelajaran tersebut hanya bisa dibuka dengan prosesor khusus yang dipesan dari BP(wan/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Film Porno 3-D Pertama Mulai Beredar
Redaktur : Tim Redaksi