Sabu 6 Kilo Diamankan, Jaringan Internasional

Sabtu, 11 Agustus 2012 – 09:23 WIB
MANADO--Manado terindikasi jadi target jaringan Narkoba internasional. Hal ini tercium dari penangkapan dua warga asal Afrika Selatan di Bandara Sam Ratulangi, Jumat (10/8) sekira pukul 13:00 WITA, yang kedapatan membawa sabu-sabu dengan berat sekira enam kilogram yang dikemas dalam kardus.

Penangkapan dua tersangka yang diduga merupakan bagian dari jaringan Narkoba internasional tersebut terbilang mencengangkan. Bagaimana tidak. Kalau biasanya polisi di Sulut rutin menangkap pemakai dan pengedar narkoba dengan satuan berat antara gram sampai ons, kali ini yang diamankan adalah sabu-sabu seberat enam kilogram.

Untuk kualitas terbaik yang biasa dibawa dari luar negeri, di pasaran saat ini Narkoba jenis sabu-sabu harganya bisa mencapai Rp2 juta per gram. Jadi jika dikalikan 6000 gram (enam kilogram), total nilai jual sabu-sabu yang dibawa dua warga Afsel ini mencapai Rp12 miliar. Wow.

Sumber resmi koran ini menuturkan, dua tersangka tersebut tiba di Bandara Sam Ratulangi dengan maskapai Silk Air. Saat koper keduanya melewati X-Ray Bea Cukai di terminal internasional, lampu warna oranye langsung menyala. "Lampu oranye baru menyala kalau tanda ada barang yang mencurigakan," ujar sumber tersebut.

Koper mencurigakan itu kemudian dibuka petugas Bea Cukai, dan didalamnya berisi kardus yang dikemas dengan sangat rapi. Kardus tersebut kemudian dibuka dan didalamnya terdapat bungkusan sabu-sabu yang beratnya sekira enam kilogram.

Petugas Bea Cukai sendiri kemudian melakukan interogasi terhadap dua tersangka mulai pukul 13:20 sampai 16:45 WITA.  "Selama pemeriksaan, tersangka perempuan dua kali pura-pura pingsan," ujar sumber koran ini.

Tiga jam lebih diperiksa di bandara, dua tersangka termasuk barang bukti sabu-sabu seberat 6 kilogram diserahkan petugas Bea Cukai kepada aparat kepolisian.
"Keduanya kemudian menjalani pemeriksaan intensif dari aparat kepolisian di Swiss-belHotel Maleosan," ujar sumber resmi tersebut sembari menyebut kedua tersangka diduga hanya kurir. "Sangat mungkin big bos mereka ada di Manado sekarang," sambungnya.

Pihak kepolisian sendiri membenarkan penangkapan dua warga negara Afsel tersebut. "Keduanya diamankan karena membawa sabu-sabu sekira enam kilogram," ungkap Kapolda Sulut Brigjen Pol Dicky Atotoy saat dikonfirmasi di Mapolda kemarin sore.

Ia mengatakan, saat ini kedua tersangka sementara diperiksa untuk pendalaman kasus. Karena disinyalir dua tersangka ini merupakan jaringan Narkoba internasional "Untuk lebih jelas, hubungi Dirnarkoba (Polda) atau Kapolresta (Manado)," ungkapnya.

Dirnarkoba Polda Sulut Kombes Pol Guruh Achmad saat dikonfirmasi mengatakan, kasus ini sementara dalam pengembangan penyidik. "Laporan secara detail saya belum dapat. Tapi saat ini penyidik sementara pengembangan kasus di lapangan," bebernya.

Kapolresta Manado Kombes Pol Amran Ampulembang, saat dikonfirmasi sekira pukul 21.30 WITA menuturkan, dua tersangka masih muda, perempuan berumur 18 tahun dan satunya pria berumur 21 tahun.

Ia mengatakan mereka tiba di Bandar Udara Sam Ratulangi sekira pukul 13.00 WITA. "Keduanya tiba di Manado dengan menggunakan maskapai penerbangan Silk Air dari Singapura," ungkapnya.

Ia mengatakan, kedua tersangka masih diperiksa penyidik untuk pendalaman kasus, terlebih mencari tahu jaringan lain yang berada di Sulut. "Kami harus mencari tahu, siapa teman mereka di sini, di mana tempat persinggahan mereka dan sebagainya. Karena jelas ini jaringan internasional," kunci Ampulembang.

Sementara itu, tertangkapnya Narkoba jenis sabu-sabu seberat enam Kg di Bandara Sam Ratulangi Jumat kemarin langsung direspon Direktur Penindakan dan Pengejaran Badan Nasional Narkotika (BNN), Brigjen Pol Benny Mamoto.

Ia mengaku tak kaget jika Sulut kini masuk dalam jaringan peredaran Narkoba international. Sebab jauh-jauh hari hal ini sudah diungkapkan pihak BNN. "Sudah sejak lama saya katakan, bahwa sejak Sulut membuka diri sebagai daerah wisata, secara serta merta mengundang jaringan Narkoba internasional masuk," jelas Mamoto.
Apakah wilayah Sulut sebatas menjadi jalur transit atau memang menjadi sasaran pasar pengedaran Narkoba? Menurut Mamoto kedua-duanya sangat memungkinkan karena Manado merupakan daerah tujuan wisata. "Jadi ada pengedar atau pengguna Narkoba yang menyamar sebagai turis," terangnya.              

Lanjut Mamoto, usai penangkapan yang dilakukan Bea Cukai Sulut pada siang kemarin, pihaknya langsung diberitahukan. "Kami terus memantau perkembangan di Sulut," jelas putra Kawanua, yang sudah banyak menjebloskan sejumlah bandar Narkoba kelas kakap nasional maupun internasional tersebut.

Sebagai langkah tindak lanjut, Mamoto mengaku akan melakukan pengembangan pada jaringan terkait, baik yang beroperasi di dalam negeri maupun luar negeri.  "Kami (BNN) masih menunggu, jika dimintakan menurunkan tim dari BNN pusat, maka kami segera akan segera ke  Sulut," pungkas Mamoto yang dikonfirmasi tadi malam. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Bulan Tunjangan Sertifikasi Guru Telat Dibayar

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler