Sadar, Apriyani Baru Bisa Menangis

Rabu, 25 Januari 2012 – 07:36 WIB
Apriyani Susanti

JAKARTA--Begitu dahsyat pengaruh narkoba hingga membuat nurani mati. Sesaat setelah menabrak 13 orang, sembilan diantaranya tewas Apriyani Susanti tak menunjukkan penyesalan. Bahkan, selama pemeriksaan hingga Senin (23/01) Ani, panggilan Apriyani, tak juga menunjukkan kesedihan. Ibunya Yurneli sempat datang mendampingi.

Baru, pada pemeriksaan lanjutan Selasa (24/01) kemarin, kesadaran Ani mulai pulih. "Sekarang dia mengaku menyesal, matanya sembab seperti habis menangis," ujar salah seorang penyidik Direskoba AKP Ismail yang ikut dalam pemeriksaan sopir Xenia pembawa maut itu.

Ani juga sering diam dan melamun. "Sekarang sering menunduk, tangannya dipukul-pukulkan, - ujarnya sembari menirukan gerakan memukul telapak kiri dengan genggaman tangan kanan.

Ani ditempatkan secara terpisah dengan tiga temannya yakni Ari Sendi, Deny Mulyana dan Adestina Putri yang juga sudah ditahan sebagai tersangka dalam kasus narkoba. Menurut Ismail, efek campuran kombinasi antara bir , wiski, dan pil ekstasi tak hanya mempengaruhi fisik namun juga psikologis seseorang. "Bisa sampai belasan jam efeknya, tergantung kandungan zatnya," ujarnya.

Hingga tadi malam pukul 22.30  Ani masih ditahan di Rutan Narkoba Polda Metro  Jaya. Permintaan wawancara Jawa Pos belum dikabulkan penyidik dengan alasan khawatir menganggu pemeriksaan.

Dalam selnya, Ani tidak mendapatkan perlakuan khusus. Dia juga memakan menu yang sama dengan tahanan lain. Menu siang kemarin sayur tempe, sedangkan menu malam bihun goreng dengan perkedel kentang.         

Kemarin, ada dua orang rekan Ani yang menyambangi rutan Narkoba Polda Metro Jaya sekitar pukul 9 pagi. Salah seorang diantaranya mengaku bernama Edwin. Saat didekati koran ini, Edwin terus saja berupaya menghindar. "Nggak tadi nggak ketemu, lagi diperiksa," ujarnya saat ditanya apa sempat berbicara dengan Apriyani.

Edwin mengaku teman Ani di IKJ. "Teman kuliah," katanya singkat . Apa memang suka pesta - Edwin membantah. "Ah nggak, kita nggak pernah main narkoba, lagi apes aja, musibah," ujarnya sembari berjalan menuju mobil Honda Jazz warna merah yang diparkir di dekat Masjid Polda Metro Jaya.

Siang hari tiga orang yang diduga kerabat Ani juga datang menjenguk. Mereka  baru keluar sekitar pukul 16.15. Saat diberondong pertanyaan wartawan, mereka berjalan cepat seperti berlari kea rah mobil APV yang diparkir tak jauh dari rutan. Bahkan, mobil itu sempat hendak melindas kaki wartawan yang mengerubunginya.

Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Nugroho Aji memastikan  penyidikan kasus narkoba Ani dan tiga temannya terus berlanjut. Semalam tim pemburu  Direskoba Polda Metro Jaya melakukan pemeriksaan tkp di diskotik Stadium. "Kita cari pengedarnya, dalam beberapa hari semoga sudah dapat (tertangkap)," katanya pada wartawan di Polda Metro Jaya.

Menurut Nugroho, polisi sudah mendapatkan profil pengedar dari Ani dan tiga temannya. "Kita kembangkan semuanya dari mulai minuman kerasnya, sampai ekstasi," kata perwira tiga mawar di pundak itu.

Dari penelusuran di sebuah cafe Kemang, diketahui geng Ani memesan tiga botol whiski dan tiga botol bir hitam pada Sabtu sebelum kejadian. "Kita cek juga nanti izinnya, nanti koordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta," katanya.

Penyidik juga akan mengeler Ani dan tiga rekannya ke lokasi-lokasi tempat mereka berpesta sebelum berujung pada tewasnya sembilan nyawa orang tak bersalah di utara Tugu Tani Minggu lalu. Namun, hingga tadi malam pukul 22.15 rencana itu belum dilaksanakan.

Menurut Nugroho, dari pengakuan Ani, dia baru mencicipi narkoba dua kali. "Tentu saja, pengakuan ini harus kami cek ulang. Nanti kita cari data di RSKO (Rumah Sakit ketergantungan Obat,red)," katanya.

Apriyani dan ketiga rekannya, menurut Nugroho, merasa menyesal. "Mereka mengakui salahnya. Tidak menyangka akan terjadi kecelakaan akibat pesta," katanya.

Penyidik dari Dirlantas juga terus melengkapi berkas pemeriksaan Ani dalam kasus ini. Salah satunya dengan melakukan olah tkp  di Jalan Ridwan Rais . Tim yang bergerak berasal; dari Puslabfor Mabes Polri juga melibatkan tim dari  Astra Daihatsu. Olah tkp ini mengakibatkan arus lalu lintas dari jalan Pejambon kea rah Tugu Tani harus ditutup sementara dan dialihkan ke jalan Merdeka Utara.

Kadivhumas Polri Irjen Saud Usman Nasution menjelaskan, hasil olah tkp oleh Puslabfor Polri menilai rem sama sekali tak pernah diinjak oleh Ani. - Dia merasa sudah menginjak rem tapi tidak berhenti, dalam kondisi ini ternyata dia menginjak gas, sehingga semakin cepat melaju," katanya.

Hal ini disebabkan Ani berada dalam pengaruh narkoba. "Koordinasi antara otak dan kaki tidak sinkron," katanya. Berdasarkan penelitian tim gabungan terlihat bahwa mobil sebelumnya dalam kondisi baik dan tidak ada kerusakan, termasuk ban dan rem berfungsi secara normal.

Namun, secara teknis, kendaraan tidak seimbang ketika dikendarai karena tekanan kedua ban belakang dan ban depan sebelah kanan mencapai 40 psi atau di atas ambang normal. Sementara ban depan kiri hanya 22 psi.

Saud menambahkan, tersangka akan dikenai pasal berlapis, yakni Pasal 283 mengemudikan kendaraan tidak wajar, Pasal 287 ayat 5 melanggar batas kecepatan, Pasal 288 ayat 1 dan 2 tidak miliki SIM dan STNK. Ani juga dijerat Pasal 310 ayat 1,2,3,4 dan Pasal 112 jo 127 Undang-Undang Narkoba dengan ancaman 6 tahun penjara.

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Dwi Sigit menambahkan, pemilik mobil sudah dipanggil. "Besok (hari ini) semoga bisa dilakukan pemeriksaan," katanya. Fotocopy STNK mobil itu atas nama Dedi Rohendi. Namun diduga, mobil itu sudah berpindah tangan dua kali. "Nanti akan jelas, termasuk mengapa bersedia meminjamkan kepada orang yang tak pegang SIM," katanya. (rdl/tim jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribut Tempat Ibadah Selalu Ada Provokator


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler