jpnn.com, JAKARTA - Sahabat Polisi Indonesia (SPI) mendorong influencer atau orang yang berpengaruh di media sosial media untuk ikut berkontribusi membangun citra positif kepolisian.
Ketua Umum Sahabat Polisi Indonesia Fonda Tangguh berpandangan influencer bertanggung jawab dalam membangun dan meningkatkan citra Polri.
BACA JUGA: Ibunda Ketum Sahabat Polisi Indonesia Meninggal Dunia
"Influencer punya tanggung jawab morel untuk membangun dan meningkatkan citra Polri. Sebab, kalau influencer diam, maka konten-konten negatif terkait kepolisian bisa tumbuh secara masif,” kata Fonda Tangguh dalam pidatonya di Dialog Bulanan SPI bertema “Influencer dan Citra Positif Polri" pada Kamis (9/2) sore.
Oleh karena itu, menurut Fonda, melawan konten negatif atau meluruskan konten buruk kepolisian menjadi keharusan bagi para influencer.
BACA JUGA: Sahabat Polisi Dukung Kegiatan Pokdarkamtibmas Untuk Tingkatkan Keamanan
Menurut Fonda, para pemberi pengaruh di sosial media tersebut, cukup menentukan pembentukan opini dan persepsi tentang kepolisian.
“Influencer ini sangat penting. Mereka membentuk opini dan persepsi tentang Polri di media sosial. Oleh karena itu, mulai sekarang, (sekali lagi) saya meminta teman-teman influencer dapat membantu meningkatkan citra kepolisian. Masih banyak anggota Polri yang memilih hidup sederhana dan tidak melanggar etik,” ujar Fonda.
BACA JUGA: Sahabat Polisi Indonesia Menanggapi Usulan soal Penonaktifan Kapolri
Fonda berharap para influencer bisa membagikan informasi yang lebih berimbang terkait hidup mayoritas anggota Polri yang sederhana dan menjunjung tinggi etika kepolisian.
“Tidak semua anggota polisi bermasalah,” tegas Fonda.
Kasubag Diseminasi Informasi Humas Polri AKBP Fauzan Arianto mengatakan kekuatan media sosial yang dipelopori para influencer ini sangat mempengaruhi opini publik.
Sebab, saat ini Polri terus mengupayakan efektivitas pelayanan pengaduan di media sosial dengan memberikan tanggapan secara langsung.
"(Supaya tidak berkembang menjadi opini yang buruk) Kami berupaya melayani dan merespons cepat isu-isu yang ada di media sosial,” ujar Fonda.
Terkini, kata dia, Polri tengah mengadakan Hoegeng Awards sebagai upaya untuk menjaring dan memublikasikan anggota Polri yang dinilai bersikap baik dan profesional.
Hoegeng Awards menjadi materi kampanye langsung untuk menjawab opini dan citra negatif yang masih berkembang.
Direktur Eksekutif Indonesia Defense and Security Strategic Forum (IDSSF) Iwan Septiawan menganggap dibutuhkan upaya persuasif institusi atau organisasi Polri dalam penyebaran informasi.
“Tujuannya untuk membentuk citra positif ataupun untuk mencapai tujuan program kerja Polri,” ujar Iwan.
Iwan menambahkan media sosial mempunyai pengaruh yang besar terhadap opini publik.
Contohnya adalah bagaimana kekuatan tagar di media sosial PercumaLaporPolisi, memengaruhi warganet untuk memilih memviralkan masalahnya daripada mengadu kepada pihak yang wajib.
“Konten-konten Polri di media sosial sebaiknya bersifat persuasif. Tidak boleh menyerang atau intimidatif terhadap siapa pun dan kelompok mana pun,” ujar Iwan.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari