Saham Bakrie Pemberat Langkah Indeks

Senin, 31 Desember 2012 – 06:23 WIB
JAKARTA - Prestasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga mencetak kenaikan 12,94 persen sepanjang 2012 tidak terlepas dari kinerja positif beberapa saham di jajaran 45 saham unggulan (indeks LQ45). Enam saham di antaranya mencetak kenaikan di atas 50 persen dan bisa menjadi pertimbangan investasi di tahun depan.
   
Secara umum, dari 45 saham unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu terdapat 28 saham yang mengalami kenaikan dan 17 saham yang harganya terkoreksi sampai perdagangan akhir tahun pekan kemarin. Namun dari 28 saham yang sanggup naik itu hanya ada enam saham dengan pencapaian gemilang karena meningkat di atas 50 persen.

Mereka adalah saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik sebesar 90,84 persen, PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) sebesar 83,05 persen, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) naik 69,77 persen, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) naik 55,83 persen, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) naik 51,52 persen, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 50 persen.
      
Analis PT CIMB Securities Indonesia, Mastono Ali, mengatakan pada dasarnya investor mengapresiasi kepada seluruh saham dari perusahaan dengan kinerja positif pada tahun ini. Termasuk dua perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo yaitu MNCN dan BHIT yang kebetulan menempati posisi dua tertinggi di antara saham dengan kenaikan signifikan sepanjang tahun 2012.
      
Terkait dengan kinerja MNCN, kata Mastono, jika dilihat dari sisi valuasi saham maka nilai price to earning ratio (PER) perusahaan ini sebenarnya sebesar 25 kali atau relatif premium. Meski begitu, menurutnya, jika mempertimbangkan bahwa saham-saham dari perusahaan media lain seperti PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM), rata-rata juga cukup mahal, maka PER MNCN itu pada akhirnya dikategorikan wajar.
      
Begitu juga dengan BHIT yang merupakan induk dari MNCN. Perusahaan ini melakukan aksi korporasi penting dengan menerbitkan 2,2 miliar lembar saham baru, belum termasuk saham yang diterbitkan dalam rangka MESOP atau saham untuk karyawan, dengan harga eksekusi Rp 490 per saham. Dana segar yang diraih perusahaan ini sebesar Rp 1,1 triliun.
   
"Saat itu peminatnya cukup tinggi dan memanfaatkan momentum masuknya dana asing ke bursa dan momen bullish IHSG," terangnya.

Analis PT Recapital Securities, Agustini Hamid, mengatakan ada beberapa saham di daftar LQ45 dengan nilai PER tinggi tetapi harga sahamnya masih belum premium. Alasannya, kinerja IHSG yang tidak terlalu tinggi sehingga membuat investor cenderung bertransaksi pada saham tersebut karena secara fundamental masih memiliki ruang pertumbuhan.

"Ketika saham-saham di indeks LQ45 menguat,  meskipun PER tinggi permintaan di saham ini tetap besar. Pada 2013 saham LQ-45 berbasis konsumsi dan infrastruktur masih akan menguat dibandingkan harga saat ini," tuturnya.

Namun tidak demikian dengan yang dialami beberapa perusahaan grup Bakrie yang juga penghuni jajaran LQ45. Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berakhir turun 72,87 persen, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) tergerus 53,93 persen, dan PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) menukik sebesar 54,62 persen.
 
Vice President Research PT Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere, mengatakan ada beberapa alasan yang memengaruhi pelemahan saham Grup Bakrie. Pertama karena kinerja fundamental ketiga emiten tersebut tertekan akibat beban utang yang harus ditanggung. Kedua, karena harga komoditas yang memengaruhi pendapata emiten. Ketiga, karena tata kelola perusahaan (good corporate governance) yang kurang baik dari ketiga emiten tersebut terkait sengketa internal.(gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dorong Bank Nagari Terus Ekspansi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler