Sahroni: Ini Benar-benar Kejadian Teror Mengerikan

Senin, 30 November 2020 – 12:28 WIB
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Foto: ANTARA/HO-Dok Pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengecam keras aksi pembantaian satu keluarga di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Jumat (27/11) lalu.

Legislator Partai NasDem itu juga meminta Kapolri Jenderal Idham Azis dan jajaran segera mengusut kasus tersebut sampai tuntas.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Peringatkan Dua Provinsi, Salah Satunya DKI Jakarta

”Saya mengecam keras kejadian pembunuhan di Sigi. Ini benar-benar kejadian teror yang mengerikan. Negara harus segera bertindak tegas," kata Sahroni dalam keterangan di Jakarta, Senin (30/11).

Politikus asal Tanjung Priok ini juga meminta agar pemerintah mengerahkan Densus Antiteror 88 Polri dan TNI untuk segera memberantas para terduga teroris demi menjaga keamanan negara.

BACA JUGA: Tokoh Jayawijaya Papua: Jangan Biarkan, Mereka Jual, TNI dan Polri Beli

Pasalnya, dia khawatir peristiwa tersebut mengarah kepada aksi yang lebih besar dan berpotensi menimbulkan konflik SARA.

"Bukan tidak mungkin aksi ini bisa mengarah ke aksi yang lebih besar lagi atau bahkan bertujuan untuk menciptakan konflik SARA yang berpotensi mengganggu stabilitas negara," pungkas Sahroni.

BACA JUGA: Kapten Infanteri SA dan 7 Prajurit TNI AD Ditahan, Kasusnya Ngeri Juga

Sebelumnya Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso menyebut pembantaian satu keluarga di Sigi terindikasi dilakukan oleh delapan orang dari kelompok yang mengatasnamakan diri Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pimpinan Ali Kalora.

"Dari keterangan saksi yang melihat langsung saat kejadian yang kita konfirmasi dengan foto-foto DPO MIT Poso, ada kemiripan," ujar Irjen Baso, di Palu, Minggu (29/11).

Peristiwa itu berlangsung pada Jumat (27/11)  pukul 09.00 WITA, di salah satu rumah warga di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi.

Mulanya rumah warga tersebut didatangi delapan OTK (orang tak dikenal) yang masuk melalui pintu belakang untuk mengambil bahan kebutuhan pokok secara paksa.

"Masuk lewat belakang mengambil beras kurang lebih 40 kilogram. Setelah itu melakukan penganiayaan tanpa ada statement apa pun. Menggunakan senjata tajam tanpa perikemanusiaan mengakibatkan empat orang korban,” ungkap Irjen Baso.

Bahkan, para pelaku kemudian membakar sekitar enam rumah milik warga setempat.(fat/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler