Saking Sedihnya Suami pun Peluk Peti Mati Sang Istri

Rabu, 08 Maret 2017 – 19:33 WIB
Keluarga dan pelayat menangisi ketiga jenazah korban kebakaran disemayamkan di Gereja HKI kelurahan Stadion, Selasa (7/3/2017). foto : Dhev Bakkara/Metro Siantar/JPG

jpnn.com - jpnn.com - Peristiwa kebakaran yang menghaguskan rumah pensiunan Brimob di Pematang Siantar, Sumatera Utara, Selasa (6/3), menyisakan kesedihan yang sangat mendalam.

Hal itu terlihat saat keluarga, kolega dan tetangga, datang melayat ke rumah duka di Jalan Serumpun Bawah, Kelurahan Sukadame, Siantar Utara, Sumut.

BACA JUGA: Rumah Pensiunan Brimob Terbakar, Tiga Penghuni Tewas

Mereka tidak bisa menahan tangis begitu melihat jenazah Togu P Marpaung, 60, bersama istrinya Elfrida br Butarbutar dan putrinya Seba Hasima Rohana br Marpaung, 30, yang hangus terbakar dalam kejadian tersebut.

Kemarin, sekira pukul 11.00 WIB, jenazah ketiga korban yang sudah dimasukkan ke dalam peti lalu dibawa ke gereja di Jalan KS Tubun, Kecamatan Siantar Timur.

BACA JUGA: 13 Rumah Terbakar, Bayi 4 Bulan Ikut Hangus

Sama seperti sebelumnya, isak tangis langsung pecah. Ratusan pelayat pun terlihat memadati gereja.

Dan beberapa saat kemudian, Halashon Sitohang, suami Seba, tiba di gereja. Kesedihannya tak terbendung lagi. Dia langsung memeluk peti jenazah Seba dan terus menangis.

BACA JUGA: Kebakaran di Petukangan Utara, Tiga Rumah Ludes

Tidak hanya keluarga, kerabat dan warga sekitar, Pdt Januari Sirait, yang memimpin ibadah dalam suasana duka itu, juga larut dalam kesedihan.

Dalam kondisi menangis, Pdt Januari menyampaikan doa dan ucapan belasungkawa.

Begitu juga Halashon Sitohang, 34, dan Daniel Sitohang, 4. Keduanya adalah suami dan anak dari Seba.

Halashon dan Daniel, selamat dari amukan api karena kebetulan sedang berada di Parlilitan, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas).

Mereka tidak menyangka, musibah kebakaran terjadi saat mereka bepergian. Dan mereka pun kehilangan orang-orang yang mereka kasihi.

Halashon kehilangan kedua mertua dan istri tercintanya. Demikian juga Daniel, kehilangan kakek-nenek dan ibunya.

Sewaktu mendengar kabar menyedihkan itu, air mata Halashon langsung jatuh. Anaknya yang terus merengek ingin bertemu ibunya, melengkapi kegetiran dan kepedihan yang dia alami.

“Aku tidak kuat melihatnya,” ujar Widianto Sitohang, 36, abang kandung Halashon seperti diberitakan Metro Siantar (Jawa Pos Group) hari ini.

“Halashon sangat sedih dan terpukul mendengar berita tersebut. Dia menangis, menjerit histeris. Begitu juga Daniel, anak satu-satunya, selalu menangis melihat bapaknya,” ujar Widianto menceritakan kesediahan yang terjadi pada pagi itu.

“Daniel terus menangis dan selalu mengatakan ‘ayo Pak kita lihat mama’. Saya tidak kuat melihatnya,” kata Widianto dengan mata berkaca-kaca.(ms/jpg)



BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswi SMA Dilaporkan Hilang Itu Akhirnya Ditemukan, OMG


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler