jpnn.com, JAKARTA - Komunitas Salihara tahun ini menggelar LIFEs Literature and Ideas Festival (Festival Sastra dan Gagasan) yang ke-9 dengan tema Arab Asyiq.
Sejumlah kegiatan di LIFEs 2021 antara lain seminar, pembacaan karya, ceramah dan pentas musik pada 25 September - 2 Oktober 2021 dengan sejumlah penampil yang mewakili ragam tradisi pemikiran Arab di Indonesia.
BACA JUGA: Didesak FPI, Polisi Bubarkan Diskusi Salihara
Pembukaan LIFEs akan menampilkan acara bertajuk Bintang-Bintang di Bawah Langit Jakarta yang berisi pembacaan karya oleh 4 sastrawan dan 1 komika perempuan.
Sejumlah webinar juga akan mengisi agenda LIFEs 2021 ini dengan mengangkat tema-tema kontemporer seperti Identitas Arab dan Wajah Kita; Modernitas Islam di Indonesia: Pers, Novel, Terjemahan; Memanggungkan Sastra Arab: Dari Kasidah hingga Mocoan; Kitab Sufisme Nusantara; serta Klasik Nan Asyik yang akan membahas pemikiran Buya Hamka, Muhammad Radjab dan Ali Audah.
BACA JUGA: Goenawan Mohammad: Penghargaan Bukan Tujuan Penulis, yang Penting Berkarya
Direktur LIFEs dan Kurator Komunitas Salihara Art Center Ayu Utami menjelaskan, pergelaran LIFEs 2021 sebagai salah satu forum menggali dan merayakan khazanah kekayaan intelektual serta kesusastraan dunia Arab, di luar yang sudah diketahui selama ini.
Ayu Utami mengatakan relasi antara kesusasteraan dan pemikiran Arab dengan Indonesia atau Nusantara memiliki beragam corak.
BACA JUGA: Sunan Kalijaga Pengacara Marlina Octoria: Kalau Enak Saya Bilang Enak
Khazanah kebahasaan dan kesusastraan Arab menyebar ke penjuru dunia bersamaan dengan penyebaran agama Islam sejak pertengahan abad ke-7 masehi.
“Dari satu perspektif, agama Islam dan bahasa Arab tidak bisa dipisahkan tetapi dari perspektif lain, keduanya tidak selamanya melekat. Ada kompleksitas, khazanah dan kekayaan pemikiran yang tumbuh melalui proses akulturasi terus menerus ini,” terang Ayu Utami saat jumpa pers LIFEs 2021, Jumat (24/9).
Relasi antara sastra Arab dengan sastra dan kebudayaan di Nusantara bisa ditelusuri dari berbagai jejak historis, antara lain berupa proses penerjemahan ataupun mode interteks yang mendorong kelahiran karya-karya baru.
Dijelaskan, sebagai kitab suci yang memiliki berbagai aspek sastrawi tinggi, Al-Qur’an memiliki peran yang sangat penting dalam mengukuhkan relasi tersebut.
Di dalam perjalanan historis yang panjang itu, akulturasi berlangsung melalui beragam proses sehingga melahirkan penerimaan yang juga beragam dan disesuaikan juga dengan konteks dari zaman ke zaman.
LIFEs 2021 juga menampilkan kegiatan bincang-bincang, mulai dari Dapur Kurator; Bincang Tokoh: Pemaknaan Kembali Kearaban dan Keindonesiaan; Bincang Buku Naguib Mahfouz; Writer’s Talk (Bincang Sastrawan) bersama Ibtisam Barakat (Palestina-Amerika Serikat), dan Milton Hatoum (Lebanon-Brasil); Workshop Kaligrafi bersama Bobby Es-Syawal; Pembacaan karya Mustofa Bisri, Zawawi Imron dan Muhammad Rajab (Semasa Kecil di Kampung) oleh tiga seniman teater Indonesia.
Sejumlah penampil di kegiatan LIFEs 2021 ini antara lain: Heru Joni Putra, Sakdiyah Ma’ruf, Usman Arrumy, Sasti Gotama, Andre Septiawan, Zen Hae, Hamzah Muhammad, Ayu Utami, Ening Nurjanah, Ulil Abshar Abdalla, Zacky Umam, Muhammad Aswar.
Selain itu, Nuruddin Al Akbar, Rosida Erowati, Neneng Nurjanah, Adib Misbachul Islam, Rofiq Hamzah, Mashuri, Frengki Nur Fariya Pratama, Akhmad Idris, Lilis Shofiyanti, Abdullah Maulani, Rahmatia, Sudarmoko, Muhammad Nur Jabir, Muhammad Halabi, Ruth Marini, Irfan Hakim, Rukman Rosadi, Akhmad Sahal, Zeffry Alkatiri, Mustaqim, Novrianto Kahar, dan Goenawan Mohamad.
LIFEs 2021 juga didukung oleh platform digital seni, sastra, dan budaya Indonesia, kultural.id. (esy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Soetomo
Reporter : Mesya Mohamad