Bongkar-bongkaran menurut Bony tidak hanya akan terjadi antara partai politik tapi juga diantara mantan-mantan birokrat yang dipidana atas kasus korupsi.
“Jadi tahun 2012 ini berakhir sudah politik saling sandera digantikan dengan politik buka-bukaan antar partai politik dan para birokrat yang telah dipidana atas kasus-kasus korupsi,” kata Boni dalam diskusi diskusi refleksi akhir tahun “Membedah Demokratisasi dan Pemberantasan Korupsi” di Jakarta, Minggu (30/12).
Kasus-kasus yang melibatkan para petinggi partai lanjut Bony akan bermunculan seperti korupsi pengadaan Al-Quran di Kementrian Agama, hibah kereta api di Kementerian Perhubungan, Kardus Durian di Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
“Ini akan dibuka oleh lawan-lawan politik dan orang-orang yang dikorbankan oleh nama-nama besar ketua umum partai yang menjadi menteri disejumlah kementerian,” ujarnya.
”Hibah kereta api itu jelas unsur korupsinya. Dirjennya pun sudah diputus bersalah dan dipidana. Masak harga kereta hibah sama dengan harga pembelian kereta api dari Jepang juga. Logikannya, hibah kan harusnya gratis atau murah,” tegas Bony.
Menurut Bony, penyebab itu semua adalah maraknya money politik sehingga membuat politik itu menjadi sesuatu yang mahal. Masyarakat harus terus mendapatkan pelajaran politik dari media dan sosial media karena partai politik tidak melaksanakan tugas-tugasnya untuk memberikan pembelajaran politik.
”Sangat naif jika dikatakan di negara demokrasi manapun di dunia ini ada yang bebas dari money politik, semua negara demokrasi mengalaminya namun memang pada kadar yang jauh berbeda dari Indonesia. Ini masyarakat yang harus cerdas untuk tidak gampang dan murah menjual hak suaranya pada parpol,” tegasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Era SBY Tuntas, Caleg PD Harus Kerja Keras
Redaktur : Tim Redaksi