Saling Tuding Selingkuh, Suami Bakar Istri Hingga Tewas

Jumat, 01 Agustus 2014 – 01:10 WIB

jpnn.com - MEDAN - Gara-gara saling tuduh selingkuh, Indri Antika (26) tewas dibakar suaminya, Leo Chandra Pohan (28). Prahara rumah tangga berujung maut ini terjadi di kediaman mereka, Jl. Pasar I Tengah Marelan, Medan, Senin (21/7) dini hari lalu.

Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis (31/7) pagi, ibu anak satu ini sempat 10 hari dirawat di RSUH Adam Malik Medan karena mengalami luka bakar 90 persen di sekujur tubuhnya.
 
Info yang dihimpun POSMETRO MEDAN (Grup JPNN), sebelum kejadian, pasutri yang telah dikarunia satu orang anak itu terlibat cekcok mulut. Ya, jelang pagi itu, Leo yang baru pulang ke rumah langsung dilabrak Indri.

BACA JUGA: Bule Portugal Tewas di Apartemen

Karyawati Optik Bonia Jl. Serdang Medan ini meminta penjelasan soal kabar yang menyebut Leo punya wanita simpanan di luar. Tapi bukan penjelasan atau bantahan yang diterima Indri. Sebaliknya, justru Leo yang balik menuduhnya selingkuh. Saling tuduh itulah yang memantik cekcok.
 
Diduga tak kuasa menahan amarah, Leo lantas mengambil minyak tanah di dapur dan menyiramkannya ke tubuh Indri. Detik berikutnya, Leo menyulut tubuh wanita yang dinikahinya 9 tahun lalu itu dengan mancis.

Seketika itu juga Indri histeris kepanasan, hingga mengundang perhatian para tetangga. Selain terus mendengar jerit kepanasan dari koban, warga juga melihat asap mengepul dari kaca nako rumah yang baru sebulan ditempati pasutri itu. Yakin ada yang beres, warga langsung menggedor pintu, namun tak dibuka. Detik berikutnya, warga yang makin curiga mendobrak pintu.
 
Saat pintu terbuka, warga kaget melihat Indri telah gosong terkapar di sudut kamar mandi. Karena Indri masih bernafas, malam itu juga warga melarikannya ke rumah sakit dengan becak. Pasca Indri dilarikan ke rumah sakit, warga yang melakukan pencarian berhasil menemukan Leo sembunyi di dalam kamar. Saat itu, Leo masih didapati warga masih memegangi sebuah mancis.

BACA JUGA: Awas, Copet Incar Ragunan

"Pada saat kami tanya yang terjadi, Leo malah bilang istrinya nekad membakar diri sendiri karena kesal," beber Vivi, tetangga sebelah korban. Selama ini, lanjut Vivi, Leo dan Indri memang kerap ribut di rumahnya.

"Hampir setiap malam pasangan suami istri itu cekcok mulut, entah apa motifnya kami tidak tau, yang jelas setiap suaminya pulang dari mana aja pasti keduanya bertengkar," sambung Vivi.
 
Sementara itu petugas kepolisi telah memeriksa para saksi yang terdiri dari pihak keluarga korban dan para tetangga, serta menetapkan Leo sebagai pelaku pembakaran dan penganiayaan.

BACA JUGA: Dua Petugas DKP Kota Tangerang Dipukuli

"Petugas kepolisian sudah memeriksa lima orang saksi. Dari lokasi kejadian kita mengamankan satu buah botol air mineral berisikan minyak lampu yang digunakan pelaku untuk membakar korban. Sedangkan pelaku masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Adam Malik karena juga mengalami luka bakar di tanggannya,” ujar Kanit Resum Polres Pelabuhan Belawan, Ipda Yunardi saat dikonfirmasi, Kamis (31/7) siang.
 
Sementara itu, saat ditemui kru Posmetro di rumah duka Komplek PT Kereta Api B 56 Jl. Lima, Kel. Pulo Brayan Bengkel, Kec. Medan Timur Medan, Yani (32) kakak kandung korban sempat emosi. "Memang dibakar bang saat itu, dan di sirami dia pakai minyak tanah. Habis itu di hidupkan dia apinya pakai mancis. Kejam kali lelaki itu," kesal sulung dari 3 bersaudara itu.

Yani dan keluarganya mengaku dapat kabar miris itu setelah diberitahu oleh Atik Pohan (60), ibu kandung pelaku pada Senin (21/7) sekira pukul 02.00 WIB. Semula Atik mengabari kalau Indri dan suaminya terkena musibah di kontrakannya.
 
"Kami tahu dari mertua korban yang datang pagi buta ke rumah. Tapi tak dibilang kalau si Indri dibakar, katanya cuma kena musibah aja. Dan kami disuruh untuk datang ke RS Marth Friska saat itu juga," jelas Yeni.

Setelah melihat kondisi Indri yang penuh luka bakar, pihak keluarga pun bertanya-tanya soal kejadian tersebut. Namun keluarga Leo menjelaskan bahwa rumah kontrakan yang dihuni pasutri itu terbakar akibat kompor minyak meledak. Penjelasan itu sempat diterima keluarga Indri lantaran Leo pun ikut dirawat di rumah sakit yang sama.

"Jadi awalnya kami kan tak tahu ya bang, katanya rumah orang itu terbakar karena kompor meledak. Dan kami sempat percaya, karena saat itu si Leo pun dirawat di situ juga setelah menderita luka bakar juga di badan sama tangannya," tambah Yeni.
 
Beberapa hari dirawat di RS Martha Friska, akhirnya pihak keluarga korban mendapat info dari para tetangga korban yang menyebutkan kalau Indri sengaja dibakar oleh suaminya. “Saat itulah baru kami tau ternyata Indri ini dibakar,” kesal Yani.

Hal senada juga dikatakan paman korban yang mengaku telah mendatangi lokasi kejadian.  Dijelaskan pria paruh baya ini, saat pertama kali pintu didobrak warga masih melihat api menyala di tubuh Indri. Sedangkan Leo sembunyi di kamar dengan memegangi mancis.

"Jadi kata warga sana ya, pas didobrak itu rumahnya api masih menyala di badan si Indri sementara si Leo megang mancis. Karena melihat warga mulai ramai, Leo pun mengangkat tubuh Indri ke kamar mandi dan disirami pakai air. Jadi pas mengangkat itulah si Leo juga jadi kena bakar. Dan bukan karena kompor meledak seperti yang keluarga Leo katakan," jelas pria yang mengenakan peci ini
 
Pihak keluarga korban pun sempat diminta keluarga pelaku tak melaporkan peristiwa tersebut ke polisi dengan dalih akan bertanggung jawab untuk kesembuhan Indri. Setelah 5 hari dirawat, Indri dirujuk ke RS Adam Malik Medan begitu pula dengan Leo yang menderita luka bakar.

Namun, itikad baik tersebut hanya isapan jempol belaka. Pasalnya, pihak keluarga pelaku tak kunjung membiayai segala perobataan, hingga Kamis (31/7) pagi, korban meninggal dunia. Kematian korban pun dilaporkan ke Polres KP3 Belawan saat itu juga.

"Tak ada itikad baik, jadi kami sudah laporkan ini ke Polres Belawan," kata paman korban seraya berharap pelaku segera ditangkap dan di proses sesuai hukum.

Baru 3 Minggu Rujuk

Kematian Indri menyisakan kesedihan dan luka mendalam bagi keluarganya. Saat jasad tiba di rumah duka, ayah korban Syafii (60) tak kuasa menahan kesedihan. Pria tua ini nyaris pingsan dan harus di papah kerabatnya untuk melihat jasad putrid keduanya itu.

Tak terlontar sepatah kata pun dari pria ini. Ia hanya terdengar sesekali  memanggil nama putrinya yang telah tiada itu. Begitu pula dengan Nur Delima (58) ibu kandung korban yang hanya mampu duduk terdiam di samping jasad putrinya.
 
"Sayang ibu samamu nak, sayang nak. Kenapa begini semua nak," ratap Nur Delima sembari memandangi jasad korban.

Sementara Happy (33) kakak sepupu korban mengatakan, selama ini korban memang kerap dipukuli oleh suaminya. Dan hal itu sering terjadi di hadapan Happy dan keluarga lainnya. "Memang sering mukullah suaminya itu. Kasar kali pun orangnya itu. Karena dulu sering bercerita ya mendiang ini samaku," kata Happy.
 
Padahal, lanjut Happy, Leo dan Indri baru 3 minggu rujuk setelah pisah ranjang sejak Oktober 2013 lalu. Hal itu lantaran Indri mengaku tak tahan dengan ulah Leo yang kerap memukulinya.

Namun sekitar 3 minggu lalu, Leo datang ke kediaman orang tua Indri untuk menjemput Indri dan berjanji untuk rujuk serta tak akan berlaku kasar. Hal itu pulalah yang membuat Indri mau kembali bersama Leo dan mengontrak di kawasan Jl. Pasar I Tengah, Marelan.

"Orang ini sudah sempat pisah ya, jadi si Indri tinggal di sini. Tapi sekitar 3 minggu lalu mereka rujuk dan ngontrak bersama," jelas Happy. Usai dishalatkan, jasad korban pun dikebumikan di pemakaman Jl. Porta, Tanjung Mulia Medan. (wel/mag-1/deo)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tertipu Emas Soekarno


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler