jpnn.com - jpnn.com - Langkah Bupati Lombok Utara, Najmul Akhyar dan seluruh jajarannya dengan membongkar seluruh bangunan yang telah berdiri menutup pantai Gili Trawangan mendapat acungan jempol.
Apresiasi ini langsung dari Menpar Arief Yahya yang setuju bangunan permanan dan nonpermanen di pantai Gili Trawangan, harus dibersihkan
BACA JUGA: Ibu Sedang Sakit, Anak Nyaris Mencuri Karena Lapar
“Ini bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah yang memiliki destinasi pantai indah, pemandangan cantik, dari tepian jalan. Jangan pernah terhadang oleh bangunan apapun!” kata Arief.
Menurut Arief, apa saja yang membuat “rusak” pemandangan pinggiran pantai harus ditertibkan.
BACA JUGA: Resepsi Pernikahan Kelabu, Nama Sama Lain Orang
Dia mengatakan, di seluruh dunia tidak didirikan bangunan di atas tanah pantai yang terbentang.
“Kalau ada bangunan yang menjorok ke pantai, itu namanya egois. Dia mengabaikan hak publik untuk menyaksikan keindahan alam ciptaan Tuhan,” imbuh Arief.
BACA JUGA: Atap Sekolah Ambruk, Siswa Belajar di Teras
Pesan yang sama pernah disampaikan Arief pada Bupati Pesisir Selatan, Mandeh, Sumatera Barat, Hendrajoni yang sedang mengembangkan wilayahnya sebagai destinasi bahari.
“Segera buat Perda, yang melarang bangunan di sisi jalan, yang memiliki pemandangan langsung ke laut. Tidak boleh egois, karena itulah keindahan yang ditawarkan kepada wisatawan. Kalau itu didirikan bangunan, maka orang tidak lagi bisa melihat keindahan pemandangan alam yang menjadi keunggulan Mandeh. Ujung-ujungnya, orang tidak mau lagi datang ke sana,” papar Arief.
Arief meminta kepala daerah lainnya juga meneladani sikap tegas Bupati Lombok Utara itu untuk menjaga destinasi lain.
Terutama di beberapa tempat seperti Labuan Bajo (NTT), Danau Toba (Sumatera Utara), Manado, Wakatobi, Belitung, Tanjung Lesung Banten, dan hampir semua destinasi wisata di tanah air.
“Kalau kita peduli untuk kepentingan masa depan pariwisata yang sustainable, maka penertiban itu harus dilakukan sejak awal. Cukup dengan Perda, itu bisa dilakukan,” tegas Arief.
Sudah puluhan tahun bangunan permanen berdiri sepanjang bibir pantai Gili Trawangan.
Namun, Senin, 20 Februari, pemda membongkar seluruh bangunan yang memakan bibir pantai.
Bupati menyadari, ketegasan ini penting untuk kemajuan pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Lombok Utara.
Najmul pun sudah berkali-kali melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada pemilik bangunan itu.
Ke depan, bibir pantai Gili Trawangan itu akan dibuat menjadi tiga jalur.
Yakni untuk cidomo atau kuda-bendi, sepeda dan pejalan kaki. Dengan konsep ini dia yakin, suasana Gili Trawangan akan semakin nyaman dan tidak saling bertabrakan.
Saat ini, rata-rata wisman yang masuk ke sana, ada 1.200 orang per hari.
Gili Trawangan adalah magnet pariwisata Lombok yang memiliki kekayaan wisata bahari yang kuat.
Pasirnya putih, bersih, airnya jernih, dan banyak dive site yang merupakan salah satu surga bagi penyelam.
Ada kapal karam yang sudah menjadi rumah terumbu karang.
Selain Gili Trawangan, Lombok Utara juga punya Gili Meno dan Gili Air yang suasananya lebih asri dan lebih natural.
“Silakan berwisata ke Gili-Gili, Anda akan menemukan sensasi bawah laut yang keren,” pungkas Arief.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oknum Polisi Pukul Tukang Parkir
Redaktur & Reporter : Natalia