jpnn.com, JAKARTA - Strategic Asia Marketing Alliance (SAMA) meresmikan cabang Malaysia dan Singapura di Golden Screen Cinemas (GSC) Mid Valley.
Peresmian itu dihadiri juga oleh para anggota dari SAMA Indonesia, yaitu Arianto Bigman (CEO IDEOWORKS), Raymond Buana (CEO Omeoo), Ivosights, Krona, GLO, dan Naikkreatif.
BACA JUGA: Demi Strategi Marketing, Xenia 2019 Tipe 1.3 Tanpa Fitur ABS
Setelah debut sukses di Indonesia, ekspansi tersebut menegaskan komitmen Aliansi untuk hiperlokalisasi, strategi yang penting bagi brand yang ingin menyatu dengan beragam pasar APAC.
Ekspansi Aliansi hadir ketika investasi korporat dalam branding meningkat secara global, dengan total pengeluaran iklan di semua format diproyeksikan mencapai USD 1 triliun pada 2026.
BACA JUGA: Penghargaan Contact Center APAC 2023 jadi Bukti Pelayanan BRI yang Terdepan
Bisnis makin mengakui nilai dari branding yang disesuaikan secara budaya, untuk mendorong keunggulan kompetitif dan memperdalam hubungan dengan pelanggan.
Dengan basis konsumen yang dinamis melebihi 600 juta orang di 11 negara, APAC menawarkan peluang pertumbuhan yang signifikan.
BACA JUGA: WOO APAC Forum 2023 Bakal Digelar di Bali
Forum Ekonomi Dunia melaporkan bahwa industri kreatif di kawasan saat ini menyumbang sekitar 5% dari PDB, angka yang akan meningkat seiring lebih banyak perusahaan berinvestasi dalam pemasaran yang disesuaikan secara lokal.
Saat brand-brand makin beralih ke hiperlokalisasi, keahlian SAMA Alliance dan wawasan lokal yang mendalam menempatkannya sebagai mitra penting.
Menggabungkan agensi marketing teratas APAC, SAMA Alliance menawarkan rangkaian layanan yang komprehensif di seluruh jaringannya, termasuk Branding, Public Relation, dan Search Engine Optimisation (SEO).
Kemudian juga Search Engine Marketing (SEM), Social Media Management, Content Marketing, Influencer Marketing, hingga Digital Out-of-Home (DOOH).
Dengan pendekatan berbasis data yang terhiperlokalisasi, SAMA Alliance memungkinkan brand terlibat secara efektif dengan pasar konsumen APAC yang terus berkembang.
"Brand menghadapi lanskap yang menarik namun menantang di APAC, di mana perbedaan antara keberhasilan dan stagnasi sering kali terletak pada pemahaman terhadap nuansa lokal," kata Teng Chan Leong, Pendiri SAMA Alliance dan CEO Skribble dalam keterangannya, Kamis (14/11).
"Misi kami ialah untuk memberdayakan brand agar dapat terhubung secara otentik dengan konsumen, melalui pendekatan yang disesuaikan dan relevan secara budaya."
Perilaku konsumen APAC sangat dipengaruhi oleh budaya, bahasa, dan nilai yang unik, sehingga pendekatan hiperlokalisasi menjadi penting untuk keberhasilan brand.
Seiring dengan makin banyaknya perusahaan regional dan multinasional yang berinvestasi dalam kampanye kreatif dan personal untuk terhubung dengan pasar lokal, SAMA Alliance menawarkan keahlian dalam menavigasi keragaman budaya APAC, membantu brand membangun kepercayaan dan resonansi di setiap pasar.
Kepala Digital Industry Acceleration MDEC, Wan Murdani Wan Mohamad menyampaikan komitmen MDEC terhadap visi SAMA Alliance untuk mendorong hiperlokalisasi di seluruh Malaysia dan kawasan APAC, dengan menekankan bahwa brand harus mengadopsi pendekatan local-first untuk sukses di ekonomi digital Asia Tenggara, yang diproyeksikan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) sebesar USD 263 miliar pada 2024.
"Dengan hampir 70% konsumen APAC yang lebih memilih brand yang sesuai secara budaya, pengembangan bakat digital dan transfer teknologi sangatlah penting."
"Fokus ini sejalan dengan tujuan Malaysia Digital untuk mendorong ekonomi digital nasional melalui inovasi, peningkatan keterampilan digital, dan pertumbuhan yang mencerminkan kebutuhan lokal dan regional," tutup Wan Murdani Wan Mohamad. (rdo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Palfinger APAC Owners Club Diluncurkan di Bali, SSB Ajak Stakeholder Bangun Sektor Manufaktur
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha