jpnn.com, JAKARTA - Rangkaian kegiatan silaturahmi kebangsaan Pimpinan MPR kepada para pimpinan parpol, tokoh-tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan dan lainnya, dalam rangka serap aspirasi terus digencarkan dengan membahas segala hal tentang kebangsaan terutama seputar amendemen UUD 1945.
Kali ini, Pimpinan MPR Hidayat Nur Wahid dan Arsul Sani mewakili Pimpinan MPR lainnya, menyambangi Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), di Gedung UGM Samator, Jakarta pada Rabu (20/11).
BACA JUGA: Penyebab Habib Rizieq Sulit Pulang menurut Hidayat Nur Wahid
Hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum Permabudhi Arief Harsono dan sekitar 20 orang jajaran pimpinan serta anggota.
Dalam pertemuan tersebut, HNW mengungkapkan bahwa MPR mengajak berdiksusi serta meminta masukan kepada Permabudhi tentang hal yang sangat penting tersebut.
BACA JUGA: Prabowo Subianto Tinggalkan Pesan Mendalam Buat Hidayat Nur Wahid
“Seperti diketahui, MPR periode sekarang menerima rekomendasi tentang amandemen UUD 1945 dari MPR periode lalu yang mesti kami tindak lanjuti. Diskusi dan serap aspirasi kepada masyarakat Indonesia dari berbagai elemen termasuk Permabudhi, tentang masalah tersebut, menurut kami Pimpinan MPR, sangat penting dilakukan,” katanya usai pertemuan.
Serap aspirasi rakyat dalam membahas agenda-agenda penting bangsa, ditegaskan HNW, memang mesti ada.
Sebab, MPR adalah rumah kebangsaan. MPR adalah rumahnya seluruh rakyat Indonesia.
“Kami MPR membuka pintu selebar-lebarnya untuk rakyat. Bahkan, untuk memaksimalkan sinergi antara MPR dan rakyat, kami tidak sekedar menunggu bola, tapi kami aktif menjemput bola dengan langsung mendatangi elemen-elemen masyarakat,” tambahnya.
Sebelumnya, untuk membahas soal amandemen UUD, para Pimpinan MPR memang aktif mengunjungi tokoh bangsa, pimpinan parpol dan elemen masyarakat lainnya seperti mengunjungi Megawati Soekarnoputri, Pimpinan DPP PAN, pimpinan DPP Nasdem, dan para pimpinan Redaksi media massa nasional.
Hasilnya, MPR menerima berbagai masukan yang sangat berharga serta berkualitas dari para tokoh tersebut.
Respons Permabudhi sendiri dalam menyikapi seputar amendemen UUD, dikatakan HNW, Permabudhi secara tegas menyampaikan bahwa amendemen UUD adalah agenda penting bangsa.
Untuk itu, Permabudhi akan melihat ini secara serius dan akan melakukan pembicaraan internal secara mendalam, lalu hasilnya akan disampaikan kepada MPR dalam pertemuan selanjutnya.
Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan Ketua Umum Permabudhi Arief Harsono. “Kami betul-betul akan membuat agenda pembahasan soal amandemen menjadi bahan diskusi yang penting dengan pemikiran-pemikiran yang sangat mendalam,” tegasnya.
Arief mewakili Permabudhi dan umat Buddha Indonesia, dalam kesempatan itu juga menyampaikan apresiasinya kepada pimpinan MPR, yang sudi menyambangi elemen bangsa seperti Permabudhi untuk urun rembuk memberi kesempatan berperan dan memberi warna dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi