jpnn.com, JAKARTA - Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) tahun ini memasuki usia 20 tahun, tepatnya di tanggal 25 Oktober 2021.
Dalam rangka memperingati momentum akbar tersebut, salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah Seminar Nasional 20 tahun GPMB.
BACA JUGA: Tingkatkan Literasi & Edukasi Seputar Kripto, Luno Gandeng YouGov
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 5 dan 6 Oktober 2021 secara hibrid, yaitu daring dan luring dengan dukungan dari Perpustakaan Nasional RI. Tema yang dipilih tahun ini adalah Kebinnekaan Budaya Indonesia, Prestasi Literasi Bangsa.
Kepala Perpusnas RI Muhammad Syarif Bando yang diwakili oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustaaan Deni Kurniadi menyampaikan Indonesia sudah diakui dunia sebagai negara dengan jumlah perpustakaan terbanyak kedua di dunia setelah India.
BACA JUGA: Webinar Literasi Digital: Berbahasa yang Benar dan Beretika
Tidak kurang dari 164.610 perpustakaan tumbuh di Indonesia, dan perpustakaan sekolah menempati porsi/jumlah terbesar sebanyak 113.541 (68,98%). Namun, angka tersebut belum sesuai yang diharapkan. Dengan populasi penduduk yang menembus 270 juta jiwa, jumlah buku yang beredar malah hanya 22.318.083 eksemplar.
Artinya rasio buku dengan penduduk nasional, yakni 0,09. Satu buku ditunggui 9 orang. Padahal UNESCO menstandarkan setiap satu orang wajib memiliki tiga buku baru setiap tahunnya.
BACA JUGA: Melongok Aliran Aksara di BLBI Abiyoso, Literasi untuk Hak Asasi Manusia
Di tengah keterbatasan ketersediaan buku, catatan positif diraih Indonesia pada survei World Reading Habits di tahun 2020 menempati urutan 16 besar dunia sebagai negara dengan intensitas membaca enam jam per minggu.
Secara global, 35% masyarakat dunia memilih kebiasaan membaca selama pembatasan aktivitas dikarenakan penyebaran virus Corona.
Oleh karena itu, Deni menekankan salah satu tujuan Seminar Nasional GPMB yang terpenting yaitu memperoleh berbagai praktik baik dan berbagai upaya yang sudah, sedang dan akan dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat; dan pengurus GPMB baik pusat maupun daerah hingga desa dalam meningkatkan dan mengembangkan minat baca dan literasi Indonesia.
Ketua umum GPMB Dr. Tjahjo Suprajogo dalam sambutan sekaligus prolog pembuka seminar menyampaikan tema tersebut dipecah dalam 7 topik bahasan yang disampaikan dalam dua hari.
Tujuh topik pembahasan tersebut membawa para peserta memahami dan menelusuri perjalanan Literasi bangsa Indonesia.
Budaya literasi yang diawali dengan tradisi lisan ternyata menumbuhkan minat dan kegemaran bahkan kebiasaan membaca. Kebisaan dan kebiasaan membaca lebih lanjut bisa meningkatkan kemampuan membaca.
Membaca tidak sekadar yang tersurat tetapi juga membaca yang tersirat. Tingkat literasi yang tinggi ditandai dengan memahami teks secara analitis, kritis dan reflektif. Pemahaman dan penerapannya dalam kehidupan, akan membawa Indonesia Maju.
Pembicara berbagai topik tersebut pada hari pertama Selasa, 5 Oktober 2021 sebagai berikut. Pertama, prolog oleh Ketua Umum GPMB, Dr. Tjahjo Suprajogo, M.Si, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra M.A., M.Phil, Dir. Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan: Dr. Restu Gunawan, MHUm, Dr. Firman Hadiansyah, M.Hum, dan moderator pegiat literasi dari Jawa Barat Maman Suherman.
Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca (PAPPBB) Perpusnas RI Dr. Adin Bondar dalam sambutan pembukanya di hari kedua menyampaikan adanya isu disrupsi teknologi yag dipercepat karena pandemi Covid19.
Adin menengarai adanya gejala aliterasi di masyarakat, yaitu sifat makin abai dan acuh dengan lingkungan akibat penggunaan gadget yang makin tinggi selama pandemi.
Oleh karena itu, lanjut Adin, GPMB diharapkan menjadi antitesis dari kondisi tersebut dengan berbagai programnya yang bertujuan untuk membentuk masyarakat cerdas, kreatif, dan sejahtera.
Pembicara pada hari kedua, Rabu, 6 Oktober 2021 antara lain Sofie Dewayani, PhD, Prof. Dr. Drs. Boerhan Nurgiyantoro, M.Pd., Pendiri Kampung Dongeng Awam Prakoso: Pentingnya Dongeng Untuk Tumbuh Kembang Minat, Kegemaran dan Budaya Baca Anak. Rahmadiyanti Rusdi, S.Sn: Pendidikan Karakter Melalui Buku Cerita Anak. Dr. Dirgantara Wicaksono,Ch, CHt, S. Pd,MM, M.Pd: Instrumen Kualitatif Tidak Boleh Mereduksi Makna Literasi Masyarakat, dan ditutup oleh Ketua Umum GPMB, Dr. Tjahjo Suprajogo, M.Si dengan moderator pegiat literasi dari Jawa Timur Agustina Dewi Puspita, S.Pd.
Selama 2 hari pelaksanaan, Seminar Nasional GPMB ini dihadiri oleh 2000 lebih peserta melalui zoom dan 2000 lebih dari Youtube Perpustakaan Nasional dan Youtube GPMB.
Peserta berasal dari berbagai kalangan antara lain guru/pendidik, dosen/akademisi, pustakawan, peneliti, mahasiswa, pelajar, praktisi, pegiat literasi dan masyarakat luas.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich