Sambut Industri Pariwisata, Kabupaten Semarang Gembleng 50 Pemandu

Senin, 01 Mei 2017 – 14:21 WIB
Sambut Industri Pariwisata, Kabupaten Semarang Gembleng 50 Pemandu. Foto: Kemenpar

jpnn.com, SEMARANG - Geliat membangun industri pariwisata yang digencarkan Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya bergayung sambut ke daerah.

Kabupaten Semarang Jawa Tengah, misalnya, menindaklanjuti dengan melatih para pemandu wisata yang ada di wilayahnya.

BACA JUGA: Kuliner dan Budaya Nusantara Pikat Pelajar Asing di Manchester

"Kegiatan ini mendukung program pemerintah untuk meningkatkan layanan industri pariwisata kita. Tujuanya meningkatkan kualitas pemandu wisata yang bisa bersaing di era MEA,"kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang Partono.

Kegiatan dengan tema Pelatihan Pemandu Wisata ini ditangani Dinas Pariwisata Bidang Industri Pariwisata kabupaten Semarang dengan narasumber fasilitator desa wisata Aris Widyanto.

BACA JUGA: Hidupkan Industri Pariwisata, Kepri Gelar Banyak Event Internasional

Kegiatan digelar dua kali selama April. Para peserta diambil dari para pemandu wisata dan biro travel yang ada di sejumlah obyjek wisata berjumlah 50 orang.

"Pesertanya dari pemandu desa wisata, pokdarwis, dan biro/agen perjalanan wisata di wilayah Kabupaten Semarang," imbuhnya.

BACA JUGA: Wonderful Indonesia Crossborder Festival Batam Berdampak Positif

Pelatihan pertama di Gedung Dinas Pertanian Ungaran kabupaten Semarang pada 13 April 2017. Dengan materi teori dan praktik lapangan di Obyek Wisata Bukit Cinta kabupaten Semarang.

Lalu praktik Lapangan kedua di objek wisata Kota Surakarta pada 28 April 2017. Pada praktik kedua ini peserta juga dievaluasi kompetensi kemampuan sebagai pemandu wisata.

Aris Widyanto menyampaikan, para pemandu dan pelaku wisata memang harus terus ditingkatkan baik jumlah maupun kualitasnya.

Ini penting mengingat pemerintah saat ini sedang memfokuskan pembangunan industri pariwisata sebagai salah satu tulang punggung pendapatan negara.

Karena itu, para pelaku wisata harus  digembleng kemampuanya. Tidak saja manajemen tapi juga kemampuan teknis terkait pelayanan kepada pengunjung.

"Selama latihan itu, selain kami beri paparan dan latihan di ruangan, peserta juga praktek di objek wisata Bukit Cinta dan Keraton Solo, termasuk praktik kepemanduan di dalam bis (meeting on the bus)," jelas Aris.

Menurutnya, meningkatkan pengetahuan pemandu wisata lokal harus melalui mekanisme yang berstandar sertifikat.

Karena itu, pelatihan yang mereka gelar juga dalam rangka fasilitasi persiapan untuk menghadapi sertitifikasi pemandu wisata.

"Dari kegiatan ini harapan kami bisa mendukung program unggulan di Kabupaten Semarang, yaitu Intanpari. Yang menekankan pembangunan industri, pertanian dan pariwisata,” ujarnya.

Dari 50 peserta yang ikut, hasilnya cukup bagus sehingga layak untuk diberi sertifikat kemampuan kepemanduan wisata.

"Setelah pelatihan pastilah kemampuan mereka bertambah, kualitas juga bertambah sehingga bisa memberi pelayanan yang lebih baik," tambahnya.

Menpar Arief Yahya menyarankan daerah-daerah segera menaikkan kapasitas dan kemampuan industrinya, lakukan sertifikasi kompetensi. Minimal sesuai dengan standart ASEAN.

"Namanya, ASEAN Mutual Recognition Arrangements (MRAs). Kemenpar punya program pelatihan ini di Deputi Kelembagaan dan SDM," kata Arief.

Selain itu, yang paling penting adalah prinsip bahwa sejak sekarang harus menggunakan global standart. Standart internasional, yang bisa menjamin industri pariwisata nasional mampu bersaing ke level global.

"Jika ingin menjadi global player, maka harus jadi global standart," ungkap Arief. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tunggu Akses Beres, Tanjung Lesung Genjot Daya Saing


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler