Sambut PON 2020, Malaria jadi Atensi Papua

Minggu, 12 Agustus 2018 – 20:36 WIB
Ilustrasi anak Papua. Foto: Jawa Pos

jpnn.com, TIMIKA - Provinsi Papua dan Papua Barat  menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) Ke-20 pada 2020.

Meski telah mempersiapkan diri dari sisi infrastruktur, tetapi penyakit malaria menjadi ancaman serius.

BACA JUGA: DKI Fokus Rebut Juara PON 2020 Papua

Oleh karena itu, Freeport Indonesia melalui Community Health Development (CHD) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika bekerja sama mendirikan pusat pengendalian malaria dengan nama Malaria Center.

Lembaga ini akan berperan mengadvokasi, mengoordinasi, dan memfasilitasi pelaksanaan program pengendalian malaria.

BACA JUGA: PON 2020, Papua Bangun Lapangan Kriket Standar Internasional

Manager CHD Freeport Indonesia Govert Waramori menjelaskan upaya penanggulangan ini penting dalam rangka menunjang penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Kabupaten Mimika tahun 2020 mendatang.

"Harapannya mencapai target Kabupaten Mimika bebas Malaria 2026. Kami bisa menjaga juga agar masalah malaria tidak mengganggu penyelenggaraan PON di Papua,” kata Govert dalam keterangan yang diterima, Minggu (12/8).

BACA JUGA: Resmi Dilantik, PB PDBI Langsung Siapkan Kejurnas

Govert juga menyampaikan dukungan untuk Malaria Center dalam mewujudkan target Pemprov Papua untuk mengeliminasi malaria pada 2030.

Sementara itu, Iswandi selaku koordinator teknis lapangan Malaria Center menjelaskan, pihaknya sebenarnya sudah memberantas malaria di Kabupaten Mimika sejak 2013 dengan dukungan penuh dari Freeport dan Pemerintah Kabupaten Mimika.

Iswandi juga menerangkan beberapa pencapaian yang sudah dilakukan oleh Malaria Center.

Pada 2013, lembaga yang dipimpinnya melakukan penyemprotan insektisida ke 17 ribu rumah di Timika. Pada tahun berikutnya, angka ini bertambah hingga 24.037 rumah dan pada 2015 menjadi 24.958 rumah.

Tidak hanya penyemprotan insektisida, Malaria Center juga melakukan pemasangan kelambu yang jumlahnya bertambah dari tahun ke tahun.

“Di 2013, jumlah kelambu yang kita pasang mencapai 34.984 kelambu, kemudian pada 2014, angka itu bertambah hingga 61.147. Pencapaian kami juga bisa dibilang sangat menggembirakan. Dalam kurun waktu 2013-2014, angka penderita malaria di wilayah kami turun hingga 63,5 persen” tambah Iswandi.

Selain ke rumah-rumah, Malaria Center juga kerap mengadakan sosialisasi dan tindakan pencegahan ke sekolah-sekolah dasar di Timika.

Hasilnya, terjadi penurunan penderita malaria yang signifikan di wilayah tersebut.

Tercatat dari tujuh Sekolah Dasar (SD) yang termasuk ke dalam wilayah kerja Malaria Center, ditemukan adanya penurunan kasus positif malaria dari 88 kasus di 2013 menjadi 28 kasus di 2016.

“Sosialisasi ini sangat penting, karena penduduk pada umumnya tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mencegah malaria. Contohnya, pada masa awal kami menjalankan aktivitas penyemprotan insektisida ke rumah-rumah penduduk, banyak yang menolaknya. Namun dengan sosialisasi yang baik, akhirnya banyak yang datang ke Malaria Center atau ke Dinas Kesehatan untuk disemprot rumahnya,” tutur Iswandi. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KONI Pusat Dukung Arung Jeram Tampil di PON Papua 2020


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler