Sambut Ramadan di Masjid Demak dengan Mengengan

Minggu, 28 Mei 2017 – 12:19 WIB
Masjid Agung Demak. Foto: Kemenpar

jpnn.com, DEMAK - Sama halnya dengan makam Sunan Kalijaga di Kadilangu, Masjid Agung Demak Jawa Tengah juga ramai pengunjung saat bulan Rejeb (Rajab) dan Ruwah kemarin.

Hal itu sesuai prediksi Menteri Pariwisata par Arief Yahya bahwa pergerakan wisata religi makin besar pada saat Ramadan. “Mereka akan datang berduyun-duyun dengan bus, dari malam sampai pagi,” ujar Arief.

BACA JUGA: Kemenpar-Pelni Berkolaborasi Gelar Pesantren Bahari dari Jakarta ke Tanjung Pinang

Menteri asal Banyuwangi itu pun mengharapkan Pemkab Demak menjaga kebersihan dan sampah di kompleks destinasi wisata religi itu. Sebab, para peziarah datang sudah malam sampai pagi.

“Itu saat-saat kritis, karena jam kerja petugas kebersihan biasanya pagi sampai sore. Karena itu harus dipikirkan dengan baik, agar destinasi terlihat rapi, bersih, dan sehat,” katanya.

BACA JUGA: Ramadan, Saatnya Berwisata Religi

Seperti diketahui, jarak makam Sunan Kalijaga di Kadilangu dengan Masjid Agung Demak tidak lebih dari 3 kilometer. Sangat dekat. Bahkan jika ditempuh dengan mobil tidak lebih dari 15 menit.

Karena itu, peziarah yang mengunjungi Kadilangu pasti juga mampir ke Alun-Alun Demak, tempat masjid dengan desain arsitektur joglo Jawa pertama itu berdiri. Kisah Masjid Agung Demak juga penuh cerita yang memikat.

BACA JUGA: Kemenpar Gelar Lomba Medsos, PKB 2017 Bakal Mendunia

Ada legenda, cerita sejarah dan kisah yang bercampur menjadi satu. Tetapi, ending-nya tetap menarik untuk dijadikan warisan cerita turun temurun.

Karenanya wajar jika kompleks makam itu juga ramai pengunjung. Masjid Agung Demak itu juga sangat semarak dan depannya merupakan alun-alun besar.

Selain salat di masjid para wali itu, pengunjung juga bisa berziarah di makam-makam Raja Demak. Di antaranya adalah makam Sultan Fatah atau raja pertama Demak, makam Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor (raja kedua) dan makam Sultan Trenggono (raja ketiga).

Hingga memasuki Ramadan ini kompleks makam raja-raja sangat ramai  peziarah. Mereka datang dari berbagai wilayah dari Jawa dan luar Jawa. Tidak jarang pula ada pejabat berziarah dan salat di tempat ini.

Ahmad Yani Nasution,  salah seorang pengurus Masjid Agung Demak mengatakan, menjelang Ramadan kemarin suasananya ramai. Menurutnya, dalam sehari bisa 20 hingga 60 bus datang baik dari Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun Jawa Barat.

“Ramainya saat Rajab, Ruwah atau sebelum Ramadan. Tetapi Ramadan tetap lumayan,” jelasnya.

Sedangkan untuk kegiatan saat Ramadan bisanya diisi dengan pengajian sehabis saolat asar dan kataman Alquran. “Biasanya akan ramai lagi saat malam likuran atau malam-malam terakhir mulai tanggal 21, 23, 27, dan 29,” ujar lelaki ramah ini.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Demak Rudi Santoso menambahkan, ada tradisi megengan yang dilakukan sehari menjelang puasa. Menurutnya, megengan merupakan tradisi masyarakat Jawa dalam menyambut bulan puasa.

Megengan sendiri diambil dari bahasa Jawa yang artinya menahan. Ini merupakan peringatan bahwa sebentar lagi akan memasuki bulan puasa. 

“Untuk Megengan kemarin ditampilkan tari zapin, serta atraksi budaya lainnya di depan Masjid Agung. Kemudian dilanjutkan dengan melihat stan-stan makanan khas Demak seperti sate keong dan masih banyak lagi,” tuturnya.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yuk, Berwisata ke Aceh Merasakan Pesona Ramadan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler