Sambut Tahun Baru 2023, LDII Ajak Masyarakat Koreksi dan Mawas Diri

Sabtu, 31 Desember 2022 – 21:04 WIB
Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso. Foto: DPP LDII

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan umat manusia mengalami kemajuan teknologi yang luar biasa.

Namun di sisi lain, manusia juga menghadapi kemerosotan moral yang mengubah bahkan menghilangkan budaya bangsa.

BACA JUGA: Nurul Arifin Ajak Masyarakat Pegang Budaya Bangsa dalam Berinteraksi di Dunia Digital

“Sabda Rasulullah selalu relevan melintasi zaman. Saat ini kita melihat masalah yang belum pernah dihadapi umat manusia sebelumnya. Negara seperti Jepang dan negara-negara maju lainnya, kesulitan mengenai sumberdaya manusia. Karena pernikahan dan anak-anak dianggap beban, sehingga generasi muda enggan menikah,” ujar KH Chriswanto Santoso.

Akibatnya, kita sebagai bangsa kehilangan generasi dan ancaman punahnya sebuah bangsa juga membayang-bayangi. Ia juga mengingatkan, konflik Rusia-Ukraina akan menjadi beban berat dunia pada 2023. Masalah pangan dan energi akan menyulitkan dunia dengan krisis ekonomi.

BACA JUGA: Menjaga Kekayaan Budaya Bangsa lewat Platform Relictum.io

Menurutnya, upaya agar tahun-tahun yang buruk tersebut tidak berimbas negatif kepada bangsa Indonesia, ia mengajak semua pihak untuk koreksi dan mawas diri, “Meskipun kondisi kian buruk, tetapi kita bisa mengambil hikmah dan selamat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tutur KH Chriswanto.

Senada dengan KH Chriswanto, Ketua Departemen Pendidikan Keagamaan dan Dakwah (PKD) DPP LDII KH Aceng Karimullah mengingatkan agar bangsa Indonesia terus waspada. Ia menukil hadist dari Imam Bukhari, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak datang suatu zaman kepada kamu sekalian kecuali zaman yang akan datang lebih buruk (keadaannya) dari tahun sebelumnya".

BACA JUGA: Catatan Ketua MPR RI: Empat Pilar untuk Harmonisasi dan Keluhuran Budaya Bangsa

Hal itu menunjukkan bahwa manusia harus waspada dengan perkembangan zaman dan harus mempunyai keimanan yang kuat.

"Artinya supaya kita tidak terbawa arus orang-orang yang kualitas keimanannya menurun, ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Dan kita harus tetap mempunyai keimanan yang kuat," ujarnya.

Ia menekankan, para generasi muda untuk semangat beribadah. Harus berani tampil beda sebagai muslim yang baik dan tidak mudah terpengaruh oleh perkembangan zaman. "Sesuai Sabda Nabi SAW "Di antara anak turun Adam yang masuk surga hanya satu dari seribu orang", artinya, meski tergolong minoritas harus berani tampil beda dalam kebenaran dan tidak mudah terpengaruh," tambahnya.

KH Aceng Karimullah menyayangkan kebiasaan menyambut malam tahun baru dengan acara-acara yang cenderung maksiat, seperti bercampurnya lelaki dan perempuan yang bukan mahram, pesta minuman keras dan narkoba. Menurutnya, hal itu tidak sejalan dengan ajaran agama Islam dan norma budaya Indonesia.

"Tahun baru sebaiknya disikapi dengan biasa saja. Kalau malam itu memang jadwalnya pengajian, ya, tetap mengaji, kalau memang waktunya sepertiga malam adalah waktu yang bisa untuk doa malam, ya, manfaatkanlah malam itu untuk berdoa," ungkapnya.

Menurutnya, banyak persoalan besar yang akan dihadapi generasi muda pada tahun-tahun mendatang seperti makin maraknya LGBT, penyalahgunaan narkoba, serta pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan.

"Peran orang tua harus selalu waspada mengawasi pergaulan anak-anaknya, untuk selalu memperkuat keimanan dan ketakwaan," ujarnya.

"Selain itu, banyak bidang-bidang pekerjaan yang dulu dikerjakan oleh manusia sekarang diganti oleh mesin. Ini berarti tantangan bagi generasi muda untuk memiliki keahlian atau kompetensi dalam menghadapi otomatisasi atau robot sehingga para generasi muda tetap eksis," tutupnya.(dkk/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler