jpnn.com, SURABAYA - Bagi umat Hindu, Sabtu kemarin (13/10) merupakan salah satu hari paling penting. Sebab, mereka merayakan Hari Saraswati (hari raya turunnya ilmu pengetahuan ke bumi) yang jatuh 210 hari sekali. Seperti biasa, mereka melakukan ritual Piodalan, yang secara harfiah berarti wedal atau keluar.
Pelaksanaan Piodalan itu dimulai dengan ritual membersihkan alat-alat peribadatan. Maka, tak heran jika kemarin Pura Agung Jagat Karana, Krembangan, dipadati umat Hindu. Ada yang datang dari Jombang, Bali, dan kota-kota lain di sekitar Surabaya.
Misalnya Bagus Kusuma dan Raidipta. Mereka adalah warga Bali. "Seperti biasa, kami datang untuk sembahyang. Karena Saraswati merupakan refleksi ilmu pengetahuan untuk berbudi luhur," kata Bagus Pagi itu Bagus datang secara rombongan. Bersama 24 temannya, termasuk Raidipta, mereka terlihat khidmat bersembahyang di pura tersebut. Mereka juga datang dengan mengenakan pakaian khas sembahyang bagi umat Hindu.
Ketua Majelis Tertinggi Agama Hindu Kota Surabaya I Wayan Suraba menjelaskan makna Piodalan bagi umat Hindu. "Piodalan berasal dari kata wedal yang artinya keluar atau lahirnya pura ini," katanya.
Sementara itu, salah satu ritual yang dilakukan kemarin pagi adalah Ngebejiang atau penyucian alat-alat ritual. Antara lain kain, senjata, dan cuplikan singgasana. Semuanya memiliki arti tersendiri bagi umat Hindu. "Singgasana itu merupakan tempat duduk Hyang Widhi dalam wujud personal God atau Tuhan yang bersifat imanen," jelas Wayan.
Begitu suci, singgasana tersebut akan diletakkan di depan. Sedangkan umat Hindu yang hadir berdoa pada saat itu. Perayaan tersebut akan dilaksanakan dengan beberapa rangkaian acara. Selain penyucian alat-alat ritual, acara akan dilakukan dengan Puja Wali, Dharma Wacana, sampai Parama Shanti. Acara tersebut akan dilaksanakan sampai malam hari. (yon/c9/ano)
BACA JUGA: Data Peradah Mengenai Umat Hindu Bikin Jokowi Terkejut
Redaktur : Tim Redaksi