jpnn.com, JAKARTA - Suasana haru mewarnai konferensi pers kubu Anies-Sandi di Kertanegara, Rabu (19/4). Dua aktor utama, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno tampak gembira usai hasil hitung cepat menempatkan mereka unggul jauh ketimbang Ahok-Djarot.
Namun suasana sukacita itu tak juga berlebihan. Mata Sandi bahkan lebih sering tertangkap kamera berkaca-kaca. Dalam banyak momen, Sandi sering memegang Anies, bahkan menangis dalam pelukan Anies.
BACA JUGA: Kasus Almaidah Menguntungkan Anies-Sandi
BACA JUGA: Ical Diundang Prabowo Merayakan Kemenangan
Kemenangan pasangan nomor urut tiga memang sudah sangat di depan mata. CEO PollMark Indonesia Eep Saifullah Fattah mengatakan, besarnya selisih suara antara pasangan Ahok-Djarot dengan Anies-Sandi salah satunya disebabkan sikap masyarakat yang tidak suka dengan kekuasaan.
BACA JUGA: Djarot Ucapkan Selamat ke Anies-Sandi
"Saya tidak lihat dari berbagai macam teori, tapi saya menemukan sendiri fakta di lapangan. Rakyat secara eksplisit menunjukkan kemuakannya kepada kekuasaan," kata Eep dalam dialog Memilih Pemimpin DKI, Rabu (19/4).
Dia menyebutkan, sebagian warga DKI berkomentar, "posko pemenangan Ahok-Djarot kok mirip Istana Negara ya?". Komentar ini ada karena warga melihat betapa kuatnya pengaruh kekuasaan terhadap paslon nomor dua. "Masyarakat DKI tidak suka bila pengaruh Istana kuat di pemerintahan DKI," ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Effendy Gazali, pengamat komunikasi politik. Effendy melihat, besarnya pengaruh kekuasaan membuat rakyat jengah. Paslon dua yang terkait kasus Almaidah terkesan dilindungi sehingga warga beralih memilih Anies-Sandi. (ricardo/esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ruhut Sitompul: Ok Oce, Kami Tunggu..Hahaha
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad