Sandiaga Uno Berharap Pemerintah Genjot UMKM dan Ekonomi Keluarga

Jumat, 19 Juni 2020 – 21:12 WIB
Sandiaga Uno. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Sandiaga Salahuddin Uno mengingatkan kepada pemerintah untuk bijak mengambil keputusan di masa krisis ekonomi akibat wabah virus corona. Hal tersebut dipaparkannya berkaca pada pertumbuhan ekonomi domestik yang anjlok di angka 2,97 persen pada kuartal pertama tahun 2020 serta defisit yang diperkirakan terjadi pada kuartal kedua.

Sandi mengingatkan kepada pemerintah untuk dapat mendorong sektor ekonomi keluarga dan juga sektor UMKM. Diyakininya, sektor ekonomi keluarga dan UMKM secara langsung mendorong konsumsi sebagai roda pertumbuhan ekonomi nasional.

BACA JUGA: Sandiaga: Perjuangan Lawan COVID-19 Belum Usai

"Di sini banyak sekali masyarakat yang ada di strata ekonomi terbawah, terutama juga yang kita lihat dari masyarakat yang turun kelas, dari masyarakat menengah atau aspiiring middle class menjadi masyarakat yang ada di kategori pra sejahtera," tambahnya.

Selain itu, dirinya beralasan karena sektor UMKM memiliki porsi yang sangat besar dalam menggerakkan ekonomi bangsa.

BACA JUGA: Kata Sandiaga Uno Soal Sektor Usaha yang Dibutuhkan Masyarakat Saat Ini

Jumlahnya tercatat ada sebanyak 64 juta jiwa atau sebesar 60 persen dari ekonomi nasional. Tidak hanya itu, sektor UMKM pun ditegaskannya menciptakan 97 persen lapangan kerja.

"Saya yakin kalau fokus pemerintah di bulan April sampai bulan Juni ini sektor ekonomi keluarga, sektor UMKM dan seluruh paket kebijakannya bisa terekseskusi, mestinya akan terjadi suatu revitalisasi atau suatu rebound yang bisa dirasakan ekonomi kita di kuartal ketiga dan kuartal keempat," papar Sandi.

BACA JUGA: Sandiaga Uno: Prabowo Apa Kabar!

"Sehingga pada kuartal pertama 2021 tahun depan, mudah-mudahan kita bisa mencapai tingkat pertumbuhan sebelum kita terkena pandemi," tambahnya.

Bersamaan dengan hal tersbeut, Sandi mengungkapkan sektor konsumsi, sektor perdagangan ataupun seluruh sektor yang dapat mendorong ekspor impor juga harus menjadi fokus pemerintah.

Lewat surplus neraca perdagangan yang didorong pelaku UMKM sebagai jaring pengaman ekonomi, likuiditas terjaga yang berujung pada pemulihan ekonomi negeri.

"Sekarang para UMKM mengeluh, juga usaha-usaha besar juga mengeluh, bahwa setelah penurunan omset yang drastis selama tiga bulan terakhir mereka membutuhkan fasilitas likuiditas," jelas Sandi.

Menjawab kesulitan para UKMM, dirinya mengaku tengah melakukan advokasi penyaluran kredit bagi pelaku UMKM yang diberinya nama KAPERA, yakni Kredit Pemulihan Ekonomi Rakyat.

Besaran pinjaman dalam KAPERA katanya mencapai sekitar Rp 50 juta per pelaku UMKM yang dijamin oleh pemerintah.

Kredit ini diharapkan bisa membantu modal kerja para pelaku UMKM untuk membuka usaha mereka pasca relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Ini yang kita harapkan bisa kita wujudkan dalam periode yang tidak terlalu singkat," ungkap Sandi. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler