Sandiaga Uno Dorong Sineas Muda Kembangkan Potensi Daerah dan Ciptakan Karya Hebat

Jumat, 25 Februari 2022 – 19:51 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno saat menghadiri Meet and Greet Family Sunday Movie (FSM) melalui virtual, Kamis (24/2). Foto: Dokumentasi Kemenparekraf.

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mendorong para sineas muda daerah terus meningkatkan kemampuan dan mengembangkan kreativitasnya.

"Selamat berkreasi, ciptakan karya-karya hebat, kembangkan potensi daerah, dan buktikan kita mampu jadi agen perubahan untuk masa depan," ucap Sandiaga Uno di acara Meet and Greet Family Sunday Movie (FSM) melalui virtual, Kamis (24/2).

BACA JUGA: Ariel NOAH Ditunjuk Sebagai Dewan Pembina Gekraf, Sandiaga Uno: Selamat Bang Boril

Dalam kesempatan itu, dia berharap film pendek akan semakin berjaya dan dapat berpartisipasi dalam berbagai festival film lainnya, baik skala nasional dan internasional.

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian program FSM 2022 yang diinisiasi Kemenparekraf/Baparekraf melalui Direktorat Musik, Film, dan Animasi.

BACA JUGA: Sandiaga Uno Apresiasi Hadirnya Media Center MotoGP 2022

FSM sendiri adalah sebuah festival film pendek untuk memberikan apresiasi bagi para pelaku industri perfilman khususnya film indie di Indonesia, sekaligus untuk mempromosikan karya film pendek yang terpilih.

Melalui FSM diharapkan tercipta wadah bagi para sineas daerah untuk mengangkat film pendek agar mampu bersaing, dan menjadi kebanggaan dalam industri perfilman Indonesia.

BACA JUGA: Mobil Vaksinisasi Kemenparekraf Mulai Menjelajah NTB dan NTT

Para sineas muda daerah juga mendapat kesempatan yang sama untuk menampilkan karya-karyanya maupun mendapatkan pengalaman berkompetisi.

Tak hanya itu, mereka juga dsapat mengasah kemampuan untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi sekaligus membuka peluang untuk menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya dan berdampak ekonomi yang berkelanjutan.

Ajang FSM sendiri mendapat respons yang positif dari para sineas lokal.

Sebanyak 215 film sudah terdaftar dalam kurun 11 hari, terhitung sejak 2-12 Februari.

"Jika satu komunitas membutuhkan tenaga sekitar 30 orang, dengan 215 film artinya ada sekitar 6.450 tenaga kerja yang terserap. Ini menjadi sinyal kebangkitan sektor ekonomi kreatif," ujar mantan Wagub DKI Jakarta itu.

Setelah melalui tahap seleksi dan kurasi, terpilih dua film peraih official selection FSM Februari, yaitu:

Film Maramba karya sutradara Riandhani Yudha Pamungkas terpilih menjadi salah satu peraih official selection Family Sunday Movie Februari. Foto: Dokumentasi Kemenparekraf.

1. Film Maramba, karya sutradara Riandhani Yudha Pamungkas dari Komunitas Etanan Films untuk genre film dokumenter.

2. Film Gemintang, karya sutradara Irfan Akbar dari Komunitas Gresik Movie untuk genre film fiksi.

Menparekraf Sandiaga Uno berkesempatan memberikan sertifikat sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras tim produksi dalam menghasilkan film pendek yang berkualitas.

Penyerahan simbolis sertifikat kepada Irfan Akbar selaku sutradara Film Gemintang yang terpilih menjadi peraih official selection Family Sunday Movie Februari. Foto: Dokumentasi Kemenparekraf.

Bagi peserta yang belum terpilih, Sandiaga berharap agar tidak berkecil hati.

Sebab, program FSM 2022 masih akan terus berlanjut setiap bulannya hingga Oktober mendatang.

Para sineas yang belum sempat berpartisipasi di Februari ini dapat mendaftarkan karyanya pada bulan depan.

Pendaftaran akan dibuka kembali mulai 2-12 Maret.

Adapun informasi lengkap mengenai FSM dapat diakses melalui www.familysundaymovie.com.

Direktur Musik, Film, dan Animasi Kemenparekraf/Baparekraf Mohammad Amin menyampaikan ajang FSM membuktikan sineas lokal produktif dalam menghasilkan karya yang luar biasa.

“Antusiasme begitu tinggi terhadap program Kemenparekraf untuk mendukung perkembangan film indie di Indonesia melalui karya-karya sineas atau komunitas film lokal," ujar Mohammad Amin.

Dia menilai FSM juga memberi dampak yang signifikan terhadap pergerakan roda ekonomi, bertumbuhnya lapangan kerja, dan banyaknya tenaga kerja.

Ketua FSM Emil Heradi menambahkan, komunitas film yang tersebar di seluruh provinsi turut berpartisipasi menunjukkan potensi, minat yang besar, dan sumber daya kreatif anak-anak muda Indonesia dalam bidang audio visual.

Berdasarkan domisili muasal ratusan film yang berpartisipasi ini juga menggambarkan keberagaman warna dalam karyanya.

Mulai dari menampilkan variasi tema cerita, perspektif yang berbeda-beda dalam memperlihatkan kearifan lokal, isu hangat dari masing-masing daerah, serta kebhinekaan dan kesatuan yang terangkum apik dalam sebuah karya seni film pendek.

Menparekraf Sandiaga Uno saat menyapa para sineas muda yang menghadiri Meet and Greet Family Sunday Movie (FSM) melalui virtual, Kamis (24/2). Foto: Dokumentasi Kemenparekraf.

Dia menegaskan proses kurasi seluruh film pendek yang mendaftar, baik film fiksi maupun dokumenter dilakukan secara objektif.

"Nah, yang terpenting bukanlah siapa penggarapnya, melainkan menitikberatkan pada orisinalitas ide, keunikan, dan kemampuan bercerita, serta kualitas teknis sinema yang memenuhi kaidah film pendek,” tutur Emil.

Emil berharap ke depannya FSM dapat menjadi barometer perkembangan industri film pendek di Indonesia.

“Semoga FSM dapat menjadi sahabat bagi partisipan untuk belajar dan maju bersama menuju kesuksesan,” pungkasnya.

Riandhani Yudha Pamungkas dari Komunitas Etanan Films menilai FSM merupakan festival film yang sangat terbuka dan tidak membatasi siapapun untuk mendaftarkan karyanya.

Menurutnya, tidak banyak persyaratan yang memberatkan kreator dalam mempresentasikan karyanya.

"Ini salah satu wadah yang benar-benar membebaskan kami mengekspresikan apa yang ingin kami buat dan apa yang ingin kami apresiasi di dalam karya film," kata Riandhani.

Sutradara, penulis naskah sekaligus pegiat film nasional BW Purbanegara menyampaikan ajang FSM menarik lantaran rentang waktunya yang panjang.

Hal ini akan memacu para komunitas film untuk terus produktif sepanjang waktu.

“Ini penting agar kapan pun para sineas memiliki ide, maka dapat langsung membuat film, karena tidak bisa dipungkiri, banyak dari komunitas yang terstimulasi untuk berkarya jika ada festival saja,” ungkapnya.

Acara Meet and Greet FSM juga turut dihadiri para kurator, seperti Mohamad Ariansah, Wicaksono Wisnu Legowo, Batara Goempar, dan Damas Cendekia.

Hadir juga sutradara dan penulis naskah Bobby Prasetyo, serta BW Purbanegara yang juga penulis naskah dan sutradara, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf I Gusti Ayu Dewi Hendriyani, serta seluruh kepala dinas atau perwakilan pemerintah daerah. (mar1/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler