jpnn.com, BULELENG - Sanggar Seni Manik Uttara tidak pilah-pilah dalam menerima keanggotaan. Sanggar ini, bahkan memiliki anggota berkebutuhan khusus atau difabel.
Hal ini dikarenakan adanya orang tua yang memiliki semangat tinggi ingin mendaftarkan anaknya untuk bisa belajar/mengikuti kegiatan seni seperti anak pada umumnya.
BACA JUGA: Oleg Sancabactiar Hidupkan Sanggar Seni
"Kami tidak memilih-milih anggota sanggar untuk belajar disini, yang penting bisa menghitung untuk ketukan dan mengerti kanan kiri jika menari," kata I Kadek Sefyan Artawan, pendiri Sanggar Seni Manik Uttara, dalam keterangannya, Rabu (12/6).
Selain itu, kata I Kadek Sefyan Artawan, sanggar memiliki pelatih yang sangat sabar, sehingga anak-anak ini bisa mengikuti perintah/petunjuk dengan baik.
BACA JUGA: Sandiaga Uno Beri Kejutan Sanggar Seni di Babel, Sampai Telepon Penjahit
"Ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi sanggar dan anak didik kami" jelasnya.
Berlokasi di Desa Giri Mas, Kecamatan Sawan, Sanggar Seni Manik Uttara yang memiliki anak didik hampir lima ratusan ini didirikan berawal atas dasar ingin melestarikan dan memperkenalkan gamelan Semarpegulingan, yang saat itu belum banyak dikembangkan di Buleleng.
BACA JUGA: Begini Cara Livienne Russellia Beri Dukungan untuk Anak-anak Difabel
"Selain gamelan Semarpegulingan, kami juga memiliki seperangkat satu barung gamelan gong kebyar dan sudah mempunyai regenerasi baik penari maupun penabuh," tuturnya.
Kegiatan di sanggar ini terbilang aktif. Latihan rutin pun dilakukan setiap harinya dengan pembagian waktu yang telah ditentukan seperti kegiatan latihan menari, latihan megambel dasar, latihan megambel anak-anak, latihan gong dewasa, dan latihan gong wanita.
Sanggar ini pun memiliki target untuk nantinya akan mengembangkan cakupannya ke wilayah bagian timur Buleleng, seperti di Kecamatan Kubutambahan hingga Kecamatan Tejakula mengingat masih minimnya sanggar seni di wilayah tersebut.
"Sanggar kami sering mengisi kegiatan baik yang diadakan pemerintah ataupun pribadi seperti festival atau pagelaran seni. Kami tetap berkarya dengan prinsip ngayah sambil melajah, tentunya karya yang dikembangkan juga tertuju pada kearifan lokal Buleleng," ungkapnya. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh