jpnn.com - JATINEGARA - Meski berada di balik jeruji besi, khidmatnya suasana Lebaran dirasakan narapidana dan tahanan di Rutan Cipinang, Jakarta Timur. Pada hari istimewa itu, para tahanan dan narapidana mendapat izin dikunjungi keluarga. Isak tangis mewarnai suasana tersebut.
Wartawan Jawa Pos menyaksikan banyak tahanan atau narapidana dan keluarga yang tidak bisa menahan haru. Mereka berangkulan lama, mencium pipi, bahkan tak sedikit yang menangis tersedu. Salah satunya, komedian Mandra Naih yang menjadi tahanan kasus korupsi program siaran TVRI.
BACA JUGA: Nazaruddin Satu-Satunya Napi Korupsi yang Dapat Remisi
''Ayah. Itu ayah,'' kata seorang bocah saat masuk ke rutan. Bocah itu berlari menuju pendopo rutan sambil memanggil ayahnya.
Pria ceking berambut gondrong yang melihat anaknya berlari ke arahnya langsung melambai. Pria tersebut adalah Mandra. Dia merentangkan tangan untuk menyambut pelukan anaknya.
BACA JUGA: Anas Tak Dapat Remisi Khusus, Ini Komentar Nazarudin Tentang Hubungan Mereka
Mereka berpelukan cukup lama. Istri dan sejumlah saudara pun bergantian memeluk pria yang kini mengenakan kacamata itu.
Mandra dan saudara-saudaranya berulang-ulang mengusap air mata saat berpelukan. Setiap orang memeluk sekitar semenit. Sesekali, saudaranya berbicara pelan sambil menepuknepuk punggung pria berbaju koko putih dan berkopiah putih tersebut.
BACA JUGA: Ya Ampun, Benarkah Insiden Tragis Ini Bisa Terjadi di Papua?
Tampaknya, mereka berusaha membesarkan hati pemeran dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan itu. ''Tolong, Mas. Enggak usah wawancara yah,'' katanya.
Lima orang dewasa dan tiga anak lantas mengerumuni Mandra. Mereka lantas menggelar isi rantang yang dibawa. Isinya ketupat, opor ayam, dan sejumlah lauk. Selama hampir sejam, pria yang mendekam di tahanan sejak Maret tersebut bercengkerama dengan keluarga yang menjenguk.
Mandra adalah seorang di antara ribuan tahanan dan napi di Cipinang yang kemarin (17/7) mendapat kunjungan dari keluarga.
Pendopo rutan yang berada persis di tengah-tengah blok disulap menjadi tempat pertemuan napi dan keluarga. Setiap keluarga umumnya meriung dalam satu hamparan tikar. Tiap-tiap keluarga juga membawa rantang makanan. Isinya seragam, hampir semua membawa ketupat dan opor ayam. (yuz/co3/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Papua Rusuh di Idul Fitri, Mana Deteksi Dini BIN?
Redaktur : Tim Redaksi