Santri Harus Cakap Digital, Bijak Bermedsos

Minggu, 24 Juli 2022 – 00:13 WIB
Seminar literasi digital pesantren dengan materi 4 pilar utama, yakni kecakapan digital, budaya digital, etika digital dan keamanan digital, baru-baru ini. Foto dokumentasi INSTIKA

jpnn.com, JAKARTA - Peningkatan literasi digital terus digencarkan di seluruh lapisan masyarakat seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi.

Salah satunya dilakukan di pondok pesantren yang menjadi pusat pendidikan agama.

BACA JUGA: Kemenkominfo & Siber Kreasi Tingkatkan Pemahaman Cakap Digital Siswa lewat Pelatihan

"Untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan literasi masyarakat khususnya untuk para santri agar bijak dan bertanggung jawab menggunakan internet," kata M. Mushthafa, Wakil Rektor Institut Keislaman (INSTIKA), dalam pernyataan resminya, Sabtu (23/7).

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada 2021 disebutkan, Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00.

BACA JUGA: Kemenkominfo dan Siber Kreasi Bagikan Tips Aman Menggunakan Media Digital, Simak

Karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) menyelenggarakan seminar literasi digital pesantren dengan materi 4 pilar utama, yakni kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital. 

"Kecakapan digital menjadi penting untuk mahasiswa agar tidak terjerumus  efek buruk dunia digital,” kata M. Mushthafa. 

BACA JUGA: Ulama Jatim Nilai Program Erick Thohir Sukses Meningkatkan Skill Santri

Dengan cakap digital, maka, perilaku akhlak santri atau mahasiswa di dunia maya terjaga secara baik.

Mereka tidak terjerumus dalam sisi-sisi negatif dari dunia digital yang makin menguasai kehidupan. 

"Betul, media digital membuat orang bisa mengakses banyak informasi, tetapi jangan sampai ke hal-hal yang negatif," kata Mushthafa.  

Dia menambahkan, demokrasi bisa dilaksanakan di dunia digital, tetapi media digital dengan algoritmanya bisa membuat orang mendapatkan informasi yang hampir sama secara terus menerus.

Akhirnya yang terjadi, tidak makin kaya dengan informasi, tetapi justru menjadi kerdil. 

"Makanya dunia digital ini jangan sampai terjerumus dengan algoritma yang bekerja dalam sistem digital itu," ujar Mushthafa. 

Hariqo Satria, influencer dan praktisi literasi digital, menyajikan tentang bagaimana membuat konten yang positif di media sosial.

Dia juga menekankan agar media sosial harus digunakan secara bijak. 

"Jangan pernah merasa bahwa kalau SMS/chatting-an itu adalah percakapan pribadi. Sekarang semuanya bisa di-screenshot," terang Hariqo Satria. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tenggelam di Sungai Ciwaringin, Santri Ditemukan Sudah Meninggal Dunia


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler