Santri Siap Jadi Pengawal dan Penerang NKRI

Senin, 23 Oktober 2017 – 02:56 WIB
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Foto: Istimewa for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, santri memiliki banyak arti.

Namun, GP Ansor memiliki definisi tersendiri tentang santri.

BACA JUGA: Kakek Cak Imin Terima Penghargaan Pahlawan Santri

“Ada beberapa arti dari kata santri, mulai dalam versi Jawa, bahkan thamil. Namun, Ansor lebih suka dengan arti santri versi bahasa Inggris yaitu sun (matahari) dan three (tiga),” kata Gus Yaqut, sapaan karibnya mengomentari Hari Santri yang jatuh Minggu (22/10).

Dia menjelaskan, matahari adalah sumber energi yang tidak ada habisnya. Matahari juga menerangi semesta pada siang.

BACA JUGA: Anies: Tantangan Sekarang bukan Mengusir Kolonialisme

“Kami lebih suka dengan makna ini. sebab, selain bisa menjadi perwujudan dari matahari yang merupakan sumber energi, santri juga sekaligus memiliki makna yang luar biasa bila kita urai satu per satu,” jelas anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKB itu.

Menurut dia, tiga matahari itu bisa dipahami sebagai iman, Islam, dan ihsan.

BACA JUGA: Kirab Pemuda Meriahkan Peringatan HSN 2017 di Sorong

Tiga hal inilah yang dipelajari para santri selama menimba ilmu sebagai generasi muda Indonesia.

Artinya, ketika orang memilih menjadi santri, mereka akan menjadi makhluk Allah yang sempurna.

Sebab, mereka wajib memiliki tiga matahari itu. Yakni, memiliki keimanan, keislaman, dan keihsanan.

Gus Yaqut menambahkan, semua tahu bahwa Islam mengajarkan kedamaian.

Iman mengajarkan keyakinan tiada Tuhan selain Allah.

Sedangkan ihsan adalah selalu merasa Allah berada di depan kita.

Karena itu, apa pun yang dilakukan para santri selalu yakin itu dalam perhatian Allah.

Dalam konteks keindonesiaan, jelas putra KH. Muhammad Cholil Bisri itu, santri memiliki jasa luar biasa bagi negeri ini.

Salah satunya adalah kemerdekaan Indonesia yang juga hasil perjuangan para santri.

“Kita ingat bagaimana resolusi jihad difatwakan oleh KH. Hasyim Ashari dan semua yang terlibat dalam peperangan itu adalah santri. Artinya, santri ikut serta dalam memerdekan negara ini,” tukas Gus Yaqut.

Mengingat kapasitas santri yang memiliki keimanan, keislaman, dan keihsanan, Yaqut meyakini bahwa santri adalah orang paripurna.

Santri adalah orang yang memiliki semua syarat untuk membuat negara ini berdiri tegak sama dengan negara lain.

Santri juga bisa memperkuat persatuan NKRI dalam mencegah ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.

“Beri santri kesempatan, maka santri akan membuktikan bahwa santri memiliki kemampuan untuik menegakkan Indonesia berdiri sejajar dengan negara lain,” tuturnya.

Di tengah berbagai dinamika bangsa sekarang ini, tegas Yaqut, santri siap mengabdi dengan keindonesia, keislaman, dan kemanusiaan.

“Santri akan selalu berada di garda terdepan sebagai pengawal dan penerang dalam menyuarakan persatuan dan keutuhan NKRI dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika,” pungkas Gus Yaqut. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setya Novanto Silaturahmi dengan Pengasuh Ponpes Sidogiri


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler