Santri yang Kini Jadi Tokoh Besar Indonesia: Ada Nama Ma’ruf Amin hingga Cak Imin

Sabtu, 22 Oktober 2022 – 23:45 WIB
Wapres RI Ma'ruf Amin. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Hari Santri Nasional diperingati setiap 22 Oktober yang bertepatan pada hari ini.

Hari besar tersebut diperingati untuk para santri di tanah air yang berperan dalam sejarah bangsa Indonesia.

BACA JUGA: 3 Pesan Ganjar di Momen Hari Santri Nasional

Santri sendiri banyak berperan besar di tanah air, bahkan ada sejumlah santri yang menjadi tokoh besar di Indonesia.

Sebut saja Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid, dan Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar.

BACA JUGA: Peringati Hari Santri Nasional 2022, Ganjar Berpesan Begini, Simak nih

Dalam rangka Hari Santri Nasional, berikut profil para santri tersebut:

1. Wakil Presiden Ma’ruf Amin

BACA JUGA: Hasto: Penetapan Hari Santri Nasional Hasil Kolaborasi Kaum Nasionalis dan Kaum Santri

Salah satu santri yang berhasil menjadi tokoh besar di Indonesia adalah Ma’ruf Amin.

Pada 1955, Ma'ruf memperoleh pendidikan awalnya Sekolah Rakyat Kresek bersamaan dengan pembelajaran agama di Madrasah Ibtidaiyah Kresek.

Dia kemudian melanjutkan pendidikan menengah Madrasah Tsanawiyah (1958) dan Madrasah Aliyah (1961) di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, milik Hasyim Asy’ari.

Setahun setelahnya, dia menempuh pendidikan tinggi pada 1964 di Fakultas Ushuluddin Universitas Ibnu Chaldun, Bogor, dan berhasil memperoleh gelar sarjana filsafat Islam.

Ma’ruf sendiri pernah terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dua periode (1971–1977 dan 1977–1982).

bukan hanya itu, dia lanjut menduduki kursi anggota DPR sejak 1 Oktober 1997 hingga 30 September 2004.

2. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas

Yaqut Cholil Qoumas dipilih Presiden Jokowi sebagai Menteri Agama Republik Indonesia 2020-2024.

Pria yang akrab disapa Gus Yaqut ini tumbuh di lingkungan di Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah.

Di samping aktif berkegiatan di pesantren, dia menempuh studi di pendidikan umum, mulai dari SD, SMP, hingga SMA.

Studi perguruan tinggi yang ditempuh di kampus umum, yakni Universitas Indonesia (UI) Jurusan Sosiologi.

3. Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid

Jazilul lahir di Pulau Bawean, tepatnya di sebelah utara Gresik. Putra pasangan M Sunan Hamli dan Insiyah ini sejak kecil tumbuh di lingkungan yang religius. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai guru agama.

Tamat dari Madrasah Ibtidaiyah Ma’rif Islamiyah, Kertosono, Gresik, Jazilul muda melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Ihya’ul Ulum, Gresik, pimpinan ulama besar Nahdlatul Ulama (NU) KH. Ma’shum Sufyan (Alm).

Dia menghabiskan hari-hari di pesantren dengan memperdalam ilmu-ilmu agama, termasuk menekuni bacaan kitab-kitab salafi maupun kitab kuning.

Di pondok pesantren ini, Jazilul mulai mengenal organisasi NU. Di pesantren selama enam tahun, Jazilul Fawaid kemudian hijrah ke Jakarta dan menempuh pendidikan S1 di Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran (PTIQ) serta S2 di Istitut Ilmu AL Quran (IIQ).

4. Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar 

Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin adalah seorang politisi yang menjadi Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Ayahnya, Muhammad Iskandar, adalah dzurriyah (keluarga) Pondok Pesantren Manbaul Ma'arif, Jombang, Jawa Timur.

Cak Imin menimba ilmu tingkat sekolah dasar di pesantren milik keluarganya tersebut. Dia lalu melanjutkan pendidikan menengah pertama di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jombang tahun 1982. 

Dari Jombang, Muhaimin merantau ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas. Di diterima di Madrasah Aliyah Negeri I Yogyakarta dan lulus 1985.

Selepas SMA, dia lanjut di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UGM dan selesai pada usia 26 tahun. (mcr4/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler