jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe menilai budaya saling lapor kepada polisi perlu untuk ditertibkan.
Pasalnya, budaya saling lapor polisi yang berkembang belakangan ini berpotensi merusak semangat negara demokrasi.
BACA JUGA: Getol Mengkritik Pemerintah di Facebook, Guru Musik Dihukum 11 Tahun Penjara
Padahal, kata Tamses, kritik sangat diperlukan untuk mengontrol jalannya pemerintahan, sehingga hal-hal yang kurang baik dapat diperbaiki.
"Seharusnya yang seperti ini (saling lapor-red) tidak boleh terjadi, jangan sampai merusak semangat negara demokrasi, kecuali menghina baru pidana," ujar Ramses kepada JPNN.com, Sabtu (20/2).
BACA JUGA: Jakarta Banjir, Ferdinand Langsung Sebut Anies Takabur, Sombong, Bohong
Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia (LAPI) ini juga menilai, budaya saling lapor merupakan salah satu faktor yang membuat orang takut mengkritik pemerintah.
Meski demikian, kata dosen di Universitas Mercu Buana ini, tetap perlu dibedakan mana kritik dan mana yang hinaan.
BACA JUGA: Lihat Nih, Foto Para Pendiri & Senior Demokrat Berkumpul untuk Dongkel AHY
Jangan sampai salah menafsirkan kritik dan hinaan, karena perbedaan keduanya sangat jelas.
Lantas, apa yang harus dilakukan pemerintah agar orang tidak takut mengkritik? Ramses secara spesifik menyebut perlunya peran nyata dari kepolisian.
Menurut Ramses, Polri perlu bijak dalam melihat persoalan yang dilaporkan itu apakah sekadar kritik atau masuk kategori penghinaan.
"Sebenarnya ini tugas polisi, harus bisa membedakan mana kritikan dan mana penghinaan. Nah, di sana tugas polisi menilai suatu laporan. Saya kira ini penting," pungkas Ramses.(gir/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Ken Girsang