Saran Dokter: Jangan Main HP di KRL

Rabu, 17 Juni 2020 – 19:43 WIB
Ilustrasi penumpang KRL. ANTARA/Muhammad Zulfikar/am.

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) atau Commuterline diminta tidak main handphone (HP) atau tablet selama dalam perjalanan. Sebab perangkat tersebut berpotensi tercemar oleh virus.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Junior Doctor Network, dr. Edward Faisal, Sp.PD mengatakan, sejumlah virus, termasuk SARS-CoV-2 atau corona jenis baru yang menempel pada gawai dapat bertahan selama lima hari.

BACA JUGA: Update Corona 17 Juni: Penambahan Pasien Sembuh Kurang Menggembirakan

"Saat virus nempel di gawai kita bisa bertahan sampai lima hari, jangan salah," kata Dokter Edward di Jakarta, Rabu (17/6).

Menurut Dokter Edward, virus yang dapat menempel di gawai berasal dari bermacam-macam faktor. Tentunya penularan atau pencemarannya lebih banyak berasal dari tangan penggunanya yang sebelumnya tercemar.

BACA JUGA: Update Corona 17 Juni: Jawa Timur Tak Kunjung Membaik

Dalam kaitannya dengan para commuter pencemaran virus ke gawai juga dapat berasal dari percikan droplet dari para pengguna KRL. Sebab, droplet ini dapat keluar ketika manusia berbicara apabila tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak.

Oleh sebab itu, Edward juga sangat menyarankan agar para pengguna tidak menggunakan gawainya selama di dalam perjalanan menggunakan KRL.

BACA JUGA: WHO Sampaikan Kabar Baik

Selain dapat mengurangi potensi cemaran, alasan lain untuk tidak menggunakan gawai saat berada di dalam KRL adalah agar keluarga di rumah tidak menjadi korban penularan virus.

"Jadi selain risiko untuk kita, juga orang yang di rumah. Jadi kalau kita sayang sama orang yang di rumah dan di sekitar kita, sebaiknya jangan keluarin handphone," jelas Dokter Edward.

Adapun beberapa hal lain yang wajib dilakukan bagi para pengguna KRL adalah menjaga pikiran selalu positif dalam melakukan aktivitas.

Kemudian pastikan selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan membawa hand sanitizer sebagai pengganti apabila tidak ada fasilitas cuci tangan. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler