jpnn.com, JAKARTA - Perumda Pembangunan Sarana Jaya membuka ratusan kios pedagang Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang sebelumnya sempat disegel.
Pembukaan segel itu setelah adanya demo dari ratusan pedagang JPM Pasar Tanah Abang.
BACA JUGA: Sarana Jaya Selesai Susun Roadmap CSR Mengacu ISO 26000:2010
Mereka memprotes kenaikan harga sewa (service charge) yang terlalu tinggi sehingga berujung penyegelan ratusan kios.
"Tadi kami sudah bertemu perwakilan pimpinan dari Sarana Jaya dengan teman-teman yang mewakili bapak/ibu, aspirasi bapak atau ibu pedagang kami dengarkan. Lalu, kios yang disegel, kami buka siang tadi," kata Staf Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Perumda Sarana Jaya Donni Setiawan, Kamis (10/10).
BACA JUGA: Perumda Sarana Jaya Raih Top BUMD dan Top CEO Awards di HUT ke-42
Setelah segel kios dibuka, kata dia, Perumda Sarana Jaya lalu mendata para pedagang beserta kesanggupannya untuk melunasi biaya tunggakan.
Menurut dia, Sarana Jaya memberikan waktu hingga 10 Desember 2024 untuk menyicil pelunasan kios.
BACA JUGA: Sarana Jaya Gandeng Jakarta Tourisindo Garap Potensi Pariwisata di Selatan Jakarta
"Kami kasih waktu sampai Desember ya. Desember diberikan waktu. Minggu pertama tanggal 10, bagi yang nunggak ya," ujar Donni.
Jika para pedagang JPM Pasar Tanah Abang tersebut belum melunasi kekurangan biaya sewa kios sampai tanggal yang ditentukan, kios bakal dialihkan atau dioper ke pihak lain.
Terkait tuntutan penurunan harga sewa kios (service charge) pada Oktober 2024, Perumda Sarana Jaya masih harus mengkaji lebih dalam bagaimana kesepakatan dan kesesuaian yang ada. L
"Sedang dikaji tim manajemen di sana. Kita punya kajian, kita punya pengeluaran, beban operasional. Tapi untuk diputuskan sekarang, harus ada proses, tidak bisa dipaksa sekarang," tambahnya.
Sebelumnya, ratusan pedagang Tanah Abang yang menempati lapak di Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) menggelar demo.
Pantauan JPNN.com di lokasi, ratusan pedagang tersebut berdemo di tengah JPM dengan dipimpin orator.
Ketua Asosiasi Pedagang JPM Jimmy mengatakan aksi itu dilakukan karena bentuk akumulasi kekecewaan para pedagang terhadap Perumda Sarana Jaya.
Menurut mereka, biaya sewa kios terlalu tinggi. Padahal ukuran kiosnya juga tak terlalu besar.
“Terkait apa? Terkait nilai servisasi yang kami anggap terlalu tinggi. Kenapa kami anggap terlalu tinggi? Karena di semua tempat, baik blok A, blok B maupun blok K, itu nilainya tidak sebesar yang di JPM ini,” ucap Jimmy di lokasi, Kamis (10/10).
Untuk satu lapak, mereka dibebankan biaya lebih dari Rp 1 juta rupiah. Bila tak mampu membayar, maka kios-kios para pedagang akan disegel.
Saat ini, ada sekitar 200 kios yang disegel oleh Pasar Jaya. Mereka pun ingin agar biaya tersebut diturunkan.
“Yang pertama adalah menunjukkan nilai servisasi dari 1 jutaan rupiah, menjadi 800 ribu,” kata dia. (mcr4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perumda Pembangunan Sarana Jaya Raih TOP Digital Corporate Brand Award 2023
Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi