Saraswati Tabur Bunga di TMP Taruna, Kenang Jasa Sang Kakek Berjuang Lawan Penjajahan

Senin, 17 Agustus 2020 – 16:31 WIB
Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo melakukan tabur bunga di makam kedua kakeknya di TMP Taruna, Kota Tangerang, Senin (17/8). Dokumen pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menabur bunga di makam kedua kakeknya di TMP Taruna, Kota Tangerang, Senin (17/8).

Kedua kakek kandungnya itu adalah pejuang kemerdekaan, RM Subianto Djojohadikoesoemo dan RM Soedjono Djojohadikoesoemo.

BACA JUGA: Saraswati Tegaskan Bukan Hanya Prabowo yang Merestuinya Maju di Pilkada Tangsel

Sosok yang dikenal dengan nama Sara itu mengaku bertekad meneruskan perjuangan leluhurnya sesuai zamannya.

Tekad tersebut dia tuangkan dalam selarik puisi dengan judul "17 Agustus 2020, Surat Kecil untuk Eyang". 

BACA JUGA: Renungan Suci di TMP Kalibata, Jokowi Berjanji Melanjutkan Perjuangan Para Pahlawan

Bagi Sara, kemerdekaan adalah jembatan emas menuju sejahtera bersama. Sejahtera yang tak semata bersifat material, tetapi lebih jauh dari itu, sejahtera hati dan pikiran.

Setiap orang diberi ruang merdeka, ruang bebas untuk berbicara dan untuk didengarkan. Dia percaya, tanpa kemerdekaan untuk berpikir, berbicara dan didengarkan, maka tidak akan ada kreativitas dan inovasi. 

BACA JUGA: Gagahnya Jokowi Memakai Baju Adat Timor Tengah Selatan NTT di Upacara Kemerdekaan, Ini Maknanya

"Pemimpin, harus mewujudkan hal itu. Memberi ruang kepada rakyat untuk bebas menyampaikan keinginan dan kebutuhan mereka, mendengarkannya sepenuh hati, dan menjadi pertimbangan utama para pemimpin di wilayahnya untuk mewujudkannya," tuturnya. 

Menurut politikus Gerindra ini, kolaborasi dengan rakyat tidak boleh dianggap sebagai sebuah beban oleh para pemimpin. Kolaborasi harusnya melahirkan kreativitas dan inovasi bersama yang sesuai dengan apa yang diharapkan rakyat, sesuai dengan kebutuhan rakyat dan wilayahnya.

Keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto itu menambahkan, semangat kolaborasi yang sebenarnya sudah diajarkan nenek moyang bangsa Indonesia lewat tradisi gotong royong.

Tradisi tersebut merupakan perwujudan nyata bahwa kebijakan pemerintah seharusnya bukan semata dari atas ke bawah. Kebijakan harus datang dari bawah, pemimpin mesti lebih dulu menyerap suara, kebijakan dan kearifan rakyat, untuk diwujudkan bersama-sama. 

"Tugas pemimpin adalah mewujudkan harapan rakyat," tekan Sara

Semangat itu yang diyakini Saraswati, sebagai jalan terbaik mengisi kemerdekaan. "Memberi kemerdekaan, kebebasan kepada rakyat untuk berpikir, berbicara, menyampaikan pendapat, dan pemimpin wajib mendengarkan, lalu bersama-sama merumuskan upaya untuk mewujudkannya," tutur anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.

Kepemimpinan politik di berbagai tingkat, termasuk di level kabupaten dan kota, harus mampu mengarahkan segenap energi dan potensi bangsa tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, golongan dan jenis kelamin, untuk memenangkan masa depan. Tanpa hal itu, lanjutnya, kemerdekaan hanya pencitraan belaka.

Saat ini, untuk memenangkan masa depan, Saras juga menekankan pemerintahan di berbagai tingkatan terus berjuang sepenuh hati membantu rakyat melewati pandemi Covid-19 dengan semaksimal mungkin. Memberi pelayanan kesehatan semaksimal mungkin, tanpa lelah mengimbau dan mengajak masyarakat untuk 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan).

Tak kalah penting adalah memberi rasa aman kepada ibu untuk membawa anak-anaknya ke tempat pemberian imunisasi dan mendapatkan asupan gizi yang baik agar angka bayi kurang gizi dan gagal tumbuh (stunting) semakin rendah, sehingga Generasi Emas 2045 bisa terwujud.

"Selamat merayakan Hari Merdeka. Mari terus bergotong royong mengisi kemerdekaan. Merdeka negeriku, merdeka bangsaku, merdeka seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote," ujar Sara yang mendampingi calon Wali Kota Haji Muhamad dalam Pilkada Tangsel 2020.

Subianto dan Soedjono gugur pada 25 Januari 1946 dalam pertarungan melawan penjajahan yang dikenal dengan Pertempuran Lengkong, Serpong.

Kakek kandung Sara sendiri adalah Soemitro Djojohadikoesoemo, seorang begawan ekonomi Indonesia, salah satu peletak dasar arah pembangunan ekonomi Indonesia. (tan/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler