MALANG - Kawanan perampok dini hari kemarin menyasar SMAN 1 Lawang (Smanela). Akibatnya, uang daftar ulang penerimaan peserta didik baru (PPDB) dan SPP senilai Rp 50 juta amblas.
Berdasar data yang dihimpun Radar Malang (JPNN Group), saat kejadian, terdapat tiga orang di sekolah tersebut. Yaitu, dua petugas satpam, Agus dan Sutris, serta guru IT, Gunawan. Ketika kejadian pukul 03.30, dua ptugas satpam itu meninggalkan sekolah untuk sahur, sedangkan Gunawan berada di ruang tata usaha.
Kapolsek Lawang Kompol Eko Suminto menjelaskan, saat itu, Gunawan sengaja membiarkan ruang tata usaha terbuka. Di ruangan tersebut, dia berselancar di dunia maya sembari mengerjakan laporan.
"Saat itulah perampok datang. Mereka empat orang. Dua orang di antaranya menggunakan penutup wajah dan dua orang lain menggunakan slayer untuk menutupi sebagian wajah," terangnya.
Setelah memasuki ruang tata usaha itu, kawanan perampok melumpuhkan Gunawan. Guru yang mengabdi di Smanela sejak 2002 tersebut disekap. Mulut korban dilakban, kepalanya ditutupi taplak meja. Kaki dan tangan Gunawan juga diikat dengan tali rafia.
Perampok itu diketahui membawa sejumlah senjata tajam, yakni parang dan linggis besar. Setelah selesai melumpuhkan korban, perampok kemudian beraksi dengan membuka paksa tiga brankas di ruang tata usaha.
Berdasar keterangan korban kepada polisi, perampok beraksi sekitar 25 menit. "Gunawan disekap dalam kondisi tengkurap. Dia dilukai dengan cara dipukul dengan punggung parang. Dia tidak bisa melihat lebih jauh karena matanya ditutupi taplak meja," paparnya.
Mantan Kabagops Polres Malang tersebut mengungkapkan, di dalam tiga brankas itu, terdapat uang tunai Rp 50 juta. Uang tersebut merupakan SPP siswa dan daftar ulang siswa baru.
Sebelumnya, sekolah tidak pernah menaruh uang sebanyak itu di dalam brankas. "Karena proses daftar ulang dilakukan sampai Jumat sore (19/7), mereka tidak sempat ke bank," ucapnya. (did/jpnn)
Berdasar data yang dihimpun Radar Malang (JPNN Group), saat kejadian, terdapat tiga orang di sekolah tersebut. Yaitu, dua petugas satpam, Agus dan Sutris, serta guru IT, Gunawan. Ketika kejadian pukul 03.30, dua ptugas satpam itu meninggalkan sekolah untuk sahur, sedangkan Gunawan berada di ruang tata usaha.
Kapolsek Lawang Kompol Eko Suminto menjelaskan, saat itu, Gunawan sengaja membiarkan ruang tata usaha terbuka. Di ruangan tersebut, dia berselancar di dunia maya sembari mengerjakan laporan.
"Saat itulah perampok datang. Mereka empat orang. Dua orang di antaranya menggunakan penutup wajah dan dua orang lain menggunakan slayer untuk menutupi sebagian wajah," terangnya.
Setelah memasuki ruang tata usaha itu, kawanan perampok melumpuhkan Gunawan. Guru yang mengabdi di Smanela sejak 2002 tersebut disekap. Mulut korban dilakban, kepalanya ditutupi taplak meja. Kaki dan tangan Gunawan juga diikat dengan tali rafia.
Perampok itu diketahui membawa sejumlah senjata tajam, yakni parang dan linggis besar. Setelah selesai melumpuhkan korban, perampok kemudian beraksi dengan membuka paksa tiga brankas di ruang tata usaha.
Berdasar keterangan korban kepada polisi, perampok beraksi sekitar 25 menit. "Gunawan disekap dalam kondisi tengkurap. Dia dilukai dengan cara dipukul dengan punggung parang. Dia tidak bisa melihat lebih jauh karena matanya ditutupi taplak meja," paparnya.
Mantan Kabagops Polres Malang tersebut mengungkapkan, di dalam tiga brankas itu, terdapat uang tunai Rp 50 juta. Uang tersebut merupakan SPP siswa dan daftar ulang siswa baru.
Sebelumnya, sekolah tidak pernah menaruh uang sebanyak itu di dalam brankas. "Karena proses daftar ulang dilakukan sampai Jumat sore (19/7), mereka tidak sempat ke bank," ucapnya. (did/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tidak Diberi Uang Rp20 Ribu, Si Bungsu Bunuh Ibu
Redaktur : Tim Redaksi