Saset Penyumbang Sampah Plastik Terbesar di Indonesia, Ini Faktanya

Jumat, 03 Mei 2024 – 14:07 WIB
Sampah plastik di sungai (Ilustrasi). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Saset merupakan sampah plastik terbanyak yang mencemari lingkungan.

Hasil brand audit jaringan masyarakat pegiat lingkungan yang terdiri dari Greenpeace Indonesia, Ecoton, Walhi, Trash Hero Indonesia, dan YPBB menunjukkan ada lima produsen pencemar saset terbanyak di lingkungan. 

BACA JUGA: Chandra Asri Group Gandeng Kitaoneus.asia Beri Penyuluhan Penyandang Tuli Lewat Sampah Plastik

Brand audit itu dilakukan di 34 titik lokasi audit dengan saset yang terkumpul sebanyak 9.698.

Plastics Project Leader Greenpeace Indonesia, Ibar Akbar mengatakan hingga saat ini tidak ada transparansi dan komitmen dari produsen-produsen untuk mengurangi produksi plastik saset mereka.  

BACA JUGA: Kurangi Sampah Plastik di Destinasi Wisata Babel, AQUA-Ikatan Pemulung Jalin Kerja Sama

“Jika cara ini terus dilakukan oleh produsen, maka, krisis saset tidak akan berakhir,” ujar Ibar Akbar, Jumat (3/5).

Tanggung jawab produsen atas sampah dan secara khusus tentang saset tercantum dalam Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.

BACA JUGA: Kampanye Kurangi Sampah Plastik, Foopak Bio Natura & JumpStart Berkolaborasi

Peraturan ini mewajibkan produsen salah satunya manufaktur untuk membuat peta jalan pengurangan sampah dari kemasannya sebesar 30% hingga 2029 mendatang. 

Koordinator Audit Merek Ecoton, Alaika Rahmatullah menambahkan tingkat keresahan masyarakat terhadap sampah plastik khususnya kemasan saset ini akan makin mendalam dengan temuan audit merek saset ini.

Terutama ketika nama-nama produsen yang sama terus muncul kembali memperlihatkan sebuah paradoks yang menggelisahkan. 

"Tidak hanya melihat jumlahnya, tetapi tentang bagaimana tanggung jawab produsen terhadap dampak lingkungan dari kegiatan bisnis mereka,” ucapnya. 

Dia berharap temuan audit merek ini penting untuk dijadikan sebagai evaluasi untuk mempertimbangkan langkah-langkah produsen yang lebih bertanggung jawab ke depannya, terlebih tidak lagi menggunakan kemasan saset. 

Koordinator Trash Hero Indonesia, Rima Putri Agustina mengungkapkan jaringan relawan mereka di Indonesia Timur, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Ambon, juga menemukan saset sebagai penyampah plastik terbesar dalam kegiatan yang mereka lakukan.

Dia mengatakan daerah Timur Indonesia adalah geografi yang rentan terhadap pencemaran plastik karena terdiri dari banyak pulau kecil, dengan layanan pengumpulan sampah yang terbatas di beberapa daerah, terutama di daerah ibu kota kabupaten saja.

Menurutnya, kasus Indonesia Timur adalah gambaran jelas bahwa persoalan yang ditimbulkan oleh saset tidak bisa diserahkan kepada pemerintah daerah dan konsumen saja, tapi harus sudah menjadi tanggung jawab produsen.

Fictor Ferdinand, peneliti di YPBB menyarankan agar selain pengurangan produksi kemasan saset, perlu dibarengi langkah bertahap mendukung sistem guna ulang sebagai solusi mengatasi krisis saset.

Menurut dia, langkah yang dilakukan bisnis guna ulang ini menjadi solusi nyata yang seharusnya dipilih oleh produsen alih-alih berfokus pada solusi semu. 

Saat ini terdapat regulasi yang mendukung sistem guna ulang yang tertuang pada peraturan BPOM Nomor 12 Tahun 2023 dan standar PR3 untuk menciptakan kerangka kerja bisnis guna ulang yang aman serta bisa diandalkan.

“Bisnis refil dan reuse yang dikembangkan masyarakat, adalah contoh bagaimana sistem yang sama dapat dikembangkan produsen. Namun, bisnis refill masyarakat ini tidak bisa menyelesaikan persoalan sampah saset dari produsen besar, karena kondisi regulasi dan mekanisme perizinan di Indonesia tidak mendukung pengemasan ulang,” bebernya. (esy/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemuda Asal Majalaya Sukses Raup Cuan dari Sampah Plastik, Begini Caranya


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Sampah Plastik   saset   BPOM   relawan  

Terpopuler