jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 3,5 persen dari populasi dunia dan luas wilayah melebihi wilayah Eropa Barat.
Karena itu, Indonesia memiliki peran penting di tingkat dunia dalam upaya bersama menuntaskan pandemi Covid-19.
BACA JUGA: WHO Gagas Pakta Global soal Penanganan Pandemi COVID-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan ada tantangan yang dihadapi Indonesia dalam penanganan pandemi.
Sebab, secara populasi, Indonesia berisiko memberi kontribusi cukup besar dalam kasus Covid-19 dunia.
BACA JUGA: Profesor Wiku Sampaikan Kabar Baik tetapi Ingatkan Pemda Tidak Lengah
Selain itu, banyaknya pintu masuk pendatang juga menjadi tantangan.
"Jika Indonesia mampu mengendalikan Covid-19 dengan baik, maka akan memberi pengaruh besar dalam pengendalian secara global," kata Prof Wiku dalam International Press Brifieng secara virtual yang disiarkan di akun Sekretariat Presiden di YouTube.
BACA JUGA: Satgas Covid-19 Berharap Rakyat Belajar dari Pengalaman untuk Menghindari Gelombang Ketiga
Indonesia dalam penanganan pandemi melakukan pengendalian secara berlapis dan memberikan hasil luar biasa, terutama menekan kasus Covid-19 secara nasional.
Kebijakan berlapis tersebut antara lain mengatur pelancong internasional, pelancong domestik, dan mengendalikan aktivitas orang di rumah, bepergian, atau saat melakukan aktivitas di luar rumah.
Wiku menambahkan terlepas dari pencapaian yang sangat baik ini, Indonesia percaya bahwa Covid-19 tidak akan hilang sepenuhnya dalam waktu singkat.
Dinamikanya tetap ada, mengingat negara lain masih berjuang menekan laju penularan virus corona.
Oleh karena itu, supaya keberhasilan pengendalian Covid-19 tidak bersifat sementara, pemerintah telah menyusun peta jalan strategi antisipatif dan landasan tatanan kehidupan baru masyarakat.
Hal ini melalui pengendalian dengan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dinamis sesuai data dan fakta di lapangan.
Kebijakan PPKM terus diperbarui dan saat ini dengan Instruksi Kementerian Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2021.
Menurut Wiku, adanya peta jalan ini, tidak hanya dibuat untuk menekan penularan Covid-19 tetapi juga mendorong produktivitas masyarakat yang terkendali.
Fokus pemerintah ke depan mengurangi angka kematian hingga kurang dari 2 persen, kasus aktif kurang dari 100 ribu, dan angka positif kurang dari 5 persen.
Wiku menambahkan vaksinasi juga menjadi satu pilar dalam pengendalian Covid-19 di Indonesia.
Pemerintah pusat secara resmi menjadikan cakupan vaksinasi per daerah sebagai syarat penurunan level PPKM daerah.
Syarat ini juga dalam rangka meningkatkan capaian vaksinasi nasional yang saat ini telah melampaui 24 persen dari target yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).
Selain itu, pemerintah pusat juga telah melibatkan berbagai elemen untuk mengawal pendistribusian vaksin ke daerah antara lain Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), TNI, dan Polri.
Pemerintah akan memaksimalkan target vaksinasi 40 persen dari populasi di setiap negara pada akhir 2021 dan kemudian ditingkatkan menjadi 70 persen dari populasi pada pertengahan 2022 sesuai arahan WHO.
Selain itu, kata dia, sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia harus berpartisipasi dalam mengatasi kesenjangan vaksinasi antarnegara.
Pemerintah telah melakukan sejumlah langkah-langkah, di antaranya, menteri luar negeri RI telah mendorong percepatan vaksinasi global melalui peningkatan produksi vaksin dengan diversifikasi produksi.
Kemudian, perluasan jenis vaksin yang didistribusikan oleh Covax, dan peningkatan kapasitas vaksinasi negara-negara AMC atau Advance Market Commitment (AMC), yang merupakan negara dengan hak akses vaksin sebesar 20 persen dari total populasi.
"Ini merupakan bentuk solidaritas global untuk mendukung pemerataan vaksin," lanjut Wiku.
Indonesia berkomitmen hingga akhir tahun ini hanya memberikan vaksin booster ketiga kepada tenaga kesehatan, asisten nakes, tenaga pendukung yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai bagian dari populasi berisiko.
Sebagai bagian dari rencana jangka panjang dalam menetapkan rencana untuk hidup berdampingan dengan Covid-19, Indonesia juga berpartisipasi dalam perumusan deklarasi antara negara-negara anggota G-20 dan beberapa badan internasional lainnya seperti WHO, UNICEF, Bank Dunia, dan GAVI.
Deklarasi ini menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang berkomitmen untuk melakukan upaya pemulihan pascapandemi Covid-19.
Indonesia bekerja sama dengan negara lain dalam penanganan pandemi, menggunakan pendekatan One Health untuk inklusivitas dalam menangani kesehatan manusia-hewan-lingkungan yang saling terkait, memberikan akses ke obat-obatan, serta peralatan medis dengan mudah dan cepat. (tan/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Boy
Reporter : Fathan Sinaga