jpnn.com, JAKARTA - Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal Doni Monardo mengatakan pihaknya mengubah strategi dalam penanganan corona.
Menurutnya, dahulu lebih cenderung kepada pemenuhan pelayanan dan peralatan kesehatan, tetapi berdasar perkembangan yang ada sekarang maka diperlukan strategi baru penanganan Covid-19 lewat program perubahan perilaku masyarakat.
BACA JUGA: Cegah Covid-19, Kapolda Metro Jaya Mengingatkan Masyarakat Menjalankan Aksi 3 M
“Kenapa, karena setelah kami perhatikan sejumlah negara dengan sistem kesehatan jauh lebih baik, tetapi korban jiwa juga berjatuhan," ungkap Doni saat rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, Kamis (3/9).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu mencontohkan Amerika Serikat misalnya, korban jiwa karena Covid-19 sangat besar. Korban yang terpapar Covid-19 sangat tinggi.
BACA JUGA: Doni Monardo Sebut Masih Ada yang Merasa Tidak Bakal Kena Covid-19
"Termasuk di negara kita, korban jiwa mendekati angka 7.800 orang. Lebih dari 100 dokter telah wafat," ujar Doni.
Ia mengatakan strategi ke depan tidak boleh lagi hanya berpacu untuk penanganan kesehatan saja.
BACA JUGA: Oh, Jadi Ini Penyebab Diego Costa Positif Terjangkiti COVID-19
Namun, ujar Doni, harus bergerak di hulunya lewat program perubahan perilaku masyarakat.
Doni yakin bila program dilakukan dengan baik, masyarakat makin patuh dan risiko yang terpapar bisa kian kecil.
Sehingga beban rumah sakit tidak terlalu berat dan akan memberikan ruang untuk relaksasi.
"Sehingga dokter tidak kelelahan, tak kehabisan tenaga dan waktu. Serta dapat melindungi dokter dengan cara lebih baik lagi," jelasnya.
Doni menambahkan lewat dana siap pakai, pekan lalu sudah disalurkan Rp 83 miliar untuk pemenuhan vitamin dan gizi para dokter.
"Kami kerja sama dengan Bapak Menteri Kesehatan (Terawan Agus Putranto) sehingga dokter dapat asupan gizi tambahan," kata Doni.
Ia menambahkan pihaknya juga menargetkan menekan kasus terkonfirmasi positif, mengurangi angka kematian, dan meningkatkan kesembuhan.
Tidak hanya itu, Satgas juga melakukan peningkatan testing, tracking dan treatment.
Doni menjelaskan, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan agar pelaksanaan tes dapat dilakukan sebanyak 30 ribu per hari.
Menurut dia, meskipun beberapa kali lampaui 30 ribu per hari, tetapi itu merupakan spesimen, belum mencapai jumlah orang yang dapat merata di seluruh provinsi.
"Karena angka kemampuan testing yang memenuhi standar WHO baru di DKI Jakarta, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan dan Yogyakarta. Sementara provinsi lain belum," ujar Doni.
Menurut Doni, meksipun pihaknya sudah berusaha menyalurkan mesin PCR ke berbagai daerah, tetapi ternyata tidak mudah untuk dapat melakukan pemeriksaan spesimen.
Doni berujar, banyak petugas laboratorium yang terpapar, sehingga lab tutup.
"Ini membutuhan berbagai langkah termasuk upaya mencari teknologi lebih aman bagi petugas laboratorium," kata Doni. (boy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Boy