jpnn.com - JAKARTA - Satuan tugas (satgas) penanganan vaksin palsu tengah memetakan ruang lingkup peredaran distribusi vaksin palsu untuk bayi. Hasil pemetaan ini, diharapkan akan menemukan bayi-bayi yang sudah disuntik vaksin palsu, guna diberikan vaknisasi ulang.
Direktur Tindak Pidana Khusus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya mengatakan, pihaknya tengah mendalami riwayat penjualan vaksin palsu dari enam distributor yang sudah ditangkap.
BACA JUGA: Hahaha...Kepanjangan, Ketua DPR Sulit Pahami Penjelasan Fadli
"Kan sebelum ini terbongkar, distribusi sudah berjalan sebagaimana mereka lakukan. Kami harus petakan lagi sampai temukan pengguna terakhirnya. Itu kami maksud pemetaan rantai distribusi," kata Agung di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/6).
Menurut Agung, satgas harus mencari tahu pengguna terakhir, yaitu bayi-bayi yang menjadi korban vaksin palsu. Sehingga, bayi-bayi yang terserang vaksin palsu, bisa ditindaklanjuti oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
BACA JUGA: Pesan Panglima Bikin Ribuan Prajurit TNI Makin Bersemangat
"Kami harapkan seperti itu. Sehingga kami bisa mengulang vaksinasi," imbuh Agung.
Sejauh ini, kata Agung, sudah ada lima daerah yang teridentifikasi vaksin palsu, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Semarang, dan Medan. Empat daerah tersebut nantinya didata pihak mana saja yang melakukan vaksinasi.
BACA JUGA: Puji Bu Susi, Jokowi: Coba Bandingkan dengan Negara Lain
"Kan balita lahir di klinik, rumah sakit, dan kebidanan, akan identifikasi saat itu bidannya seperti apa sehingga bisa dilihat vaksin palsu itu terdistribusi dari mana. Kami lihat apakah dia palsu atau tidak," kata Agung.(Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Yuddy Keluarkan Ancaman Serius untuk PNS
Redaktur : Tim Redaksi