Satire dari Ma'ruf Amin soal Garis Tangan Menteri dan Wamen, Tajam tetapi Lucu

Sabtu, 26 Oktober 2019 – 06:44 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menerima salam dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di sela-sela acara silaturahmi dan tasyakur. Foto: ANTARA/HO/Asdep Komunikasi dan Informasi Publik Setwapres

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai posisi menteri dan wakil menteri merupakan jabatan politis, yang tidak memerlukan kepintaran atau kehebatan tertentu di suatu bidang.

Ma'ruf juga menekankan satirenya tersebut dengan mengatakan, menteri dan wakil menteri adalah takdir, sudah garis tangan.

BACA JUGA: Setelah 82 Menit, Jojo Tembus Semifinal French Open 2019, Syukur Belum Ketemu Ginting

"Memang yang jadi menteri ini bukan apa-apa, wakil menteri itu garis tangan, bukan soal pintar, bukan soal hebat, bukan soal apa, karena memang garis tangan," kata Ma'ruf saat menghadiri silaturahmi dan tasyakur dengan para relawan di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Jumat (25/10).

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu pun melanjutkan bahwa para relawan yang belum mendapat jatah kursi menteri atau wakil menteri seharusnya membuat garis pada tangannya sendiri.

BACA JUGA: Adem Please

"Jadi kalau yang tidak terpilih jadi menteri atau wakil menteri, tangannya belum ada garisnya. Kenapa tidak dari kemarin digarisin sendiri itu," katanya.

Satire Wapres Ma'ruf tidak selesai di situ. Dia mengatakan bahwa semua relawan yang telah mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf terpaksa tidak mendapatkan 'jatah kue' karena keterbatasan kursi menteri dan wamen.

BACA JUGA: Prabowo dan Surya Paloh Terlihat Akrab di Istana

"Menterinya itu cuma 34, jadi terpaksa relawan tidak kebagian. Ternyata ada wakil menteri, tetapi wamen cuma 12. Ya mudah-mudahan nanti ada wakilnya wakil menteri lagi, supaya lebih banyak lagi (relawan, red) yang bisa tertampung," katanya dengan disambut gelak tawa dari para undangan yang hadir.

Presiden Joko Widodo telah menyelesaikan penyusunan Kabinet Indonesia Maju dengan melantik 34 menteri pada Rabu (23/10) dan 12 wakil menteri pada Jumat (25/10). Komposisi menteri dan wamen diisi oleh tokoh-tokoh petahana, profesional, politikus, dan relawan yang berhasil menyukseskan kemenangan Jokowi-Ma'ruf pada pilpres.

Salah satu pengisian menteri yang di luar tradisi adalah Kementerian Agama, di mana seorang pensiunan jenderal, Fachrul Razi, ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menag. Biasanya, posisi Menag diisi oleh politikus dari partai Islam atau tokoh agama Islam.

Untuk tidak menghilangkan tradisi tersebut, Presiden Jokowi pun menunjuk Wakil Ketua Umum MUI sekaligus politikus senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Zainut Tauhid guna mengisi jabatan Wakil Menteri Agama. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler