jpnn.com - JAKARTA - Belum berlatihnya delapan atlet Jatim ke pelatnas panahan proyeksi Asian Games XVII Korsel mendapat perhatian serius. Satlak Prima memanggil Perpani Jatim dan PP Perpani untuk duduk bersama besok (7/4) di kantor Satlak Prima.
Satlak Prima sebenarnya sudah melakukan pemanggilan kepada 154 atlet melalui Surat Keputusan (SK) nomor 5 tahun 2014 per 1 Februari lalu. Termasuk di dalamnya delapan atlet asal Jatim. Namun Perpani Jatim yang masih keberatan melepas para atlet hingga kemarin (5/4).
BACA JUGA: Menang Atau Lupakan Gelar
Kabid binpres Satlak Prima Johansyah kemarin mengatakan sebenarnya ada perselisihan internal di tubuh PP Perpani. Akan tetapi konflik ini ternyata merembet hingga kepentingan nasional menuju Asian Games. Mau tak mau, Satlak atas nama Merah Putih mencoba meluruskan masalah tersebut.
"Kita mau masalah ini selesai. Karena waktu menuju Asian Games jalan terus. September sudah berlangsung. Kami mau dua belah pihak bersalaman untuk menuju menatap kepentingan bangsa. Bukan organisasi atau daerah," kata Johan, sapaan Johansyah.
BACA JUGA: Bertinju Pakai Otak dan Hati
Dalam pertemuan Senin mendatang, Ketua Satlak Prima Suwarno akan memimpin langsung. Hal itu menunjukkan kalau polemik atlet panahan yang belum bergabung ini mendapat atensi yang tinggi dari Satlak Prima.
Lantas bagaimana seandainya pertemuan Senin mendatang buntu dan tak menemui kata mufakat? " Saya harap tak terjadi. Kalau memang demikian artinya mereka tak mau mengikuti apa yang digariskan Satlak Prima. Kalau tak mau selesai, mending kita coret delapan atlet yang tak mau bergabung itu," tegas Johan.
BACA JUGA: PSG tak Akan Lepas Cavani
Opsi pencoretan nama delapan atlet Jatim itu bisa sangat merugikan panahan Indonesia. Sebab beberapa nama adalah andalan di nomor beregu. Sebut saja Ika Yuliana (recurve putri), Diananda Chairunnisa (recurve putri), Dellie Threesyadinda (compound putri), dan I Gusti Nyoman Puruhito (compound putra).
"Energi PP Perpani dan Perpani Jatim jangan dihabiskan buat pertikaian organisasi dong. Musuh yang sebenarnya ada di depan sana. Yang Harus kita hadapi di Asian Games," tambah dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu.
Sementara itu, sumber internal PP Perpani menyatakan delapan atlet Jatim itu tak akan dicoret dari pelatnas proyeksi Asian Games meski belum hadir. PP Perpani menginginkan mediasi Satlak Prima akan mulus dan sukses.
"
"Kami tak mau terburu mengetok palu soal delapan atlet itu. Kami membutuhkan tenaga mereka di Incheon September mendatang. Semoga ada titik tengah," sebut salah satu sumber PP Perpani yang tak mau disebut namanya itu.
Sementara itu, sekretaris umum Pengprov Perpani Jatim, Denny Trisyanto mengatakan, pihaknya dipastikan menghadiri panggilan Satlak Prima. "Kalau menyangkut masa depan anak-anak, saya pasti datang," ujarnya.
Denny telah menyiapkan beberapa poin alasan pihaknya menolak mengirimkan atlet-atlet Jatim ke pelatnas. Salah satu poinnya adalah Satlak Prima dianggap tidak menerapkan sistem pembinaan yang benar terhadap atlet-atlet proyeksi Asian Games dan SEA Games. Oleh sebab itu, Perpani Jatim meminta desentralisasi pembinaan pelatnas.
"Surat permintaan desentralisasi sudah saya kirimkan, tetapi sampai sekarang belum ada jawaban. Senin depan, akan saya ungkapkan lagi," pungkas Denny. (dra/okt)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Laga Persik Kontra Persija Diundur 21 April
Redaktur : Tim Redaksi